Wednesday, December 29, 2010

Gain Greater Inner Control

 
Gain Greater Inner Control
by Jane Powell
 
Perceptions are just that, perceptions.”
 
Your perceptions of the way things are reflect the way you were raised, your experiences and the successes or failures you’ve had in life. It’s tough, but everyone must recognize that things are what they are, regardless of perceptions. In other words, accepting things as they are and not as you wish them to be, makes getting through tough times easier.
 
So, be open to adjusting your perceptions. Check-in with yourself to see if these perspectives are working for you. As you do, you gain greater inner control and this smooths out the rocky road of life!
 
 
Be Good To Yourself.

Trust yourself.

You know what you want and need.

Put yourself first.
You can't be anything for anybody else unless you take care of yourself.

Let your feelings be known.
They are important.

Express your opinions.
It's good to hear yourself talk.

Value your thinking.
You do it well.

Take the time and space you need.
Even if other people are wanting something from you.

When you need something, don't talk yourself out of it.
Even if you can't have it, it's ok to need.

When you are scared, let someone know.
Isolating yourself when you're scared makes it worse.

When you feel like running away, let yourself feel the scare.
Think about what you fear will happen and decide what you need to do.

When you're angry, let yourself feel the anger.
Decide what you want to do. Just feel it, express it, or take some action.

When you're sad, think about what would be comforting.
When you're hurt, tell the person who hurt you.
Keeping it inside makes it grow.

When you have work to do and you don't want to do it,
Decide what really needs to be done and what can wait.

When you want something from someone else, ask.
You'll be okay if they say no.
Asking is being true to yourself.

When you need help, ask.
Trust people to say no if they don't want to give.
When people turn you down,
It usually has to do with them, and not with you.
Ask someone else for what you need.

When you feel alone, know there are people who want to be with you.
Fantasize what it would be like to be with each of them.
Decide if you want to make that happen.

When you feel anxious, let yourself know that in your head.
You've moved into the future to something scary
And your body has gotten up the energy for it.

Come back to the present.

When you want to say something loving to someone, go ahead.
Expressing your feeling is not a commitment.

When someone yells at you, physically support yourself
By relaxing into your chair or putting your feet firmly on the floor.
Remember to breathe.
Think about the message they are trying to get across to you.

When you're harassing yourself, stop.
You do it when you need something.
Figure out what you need and get it.

When everything seems wrong,
You are overwhelmed and need some comforting.
Ask for it.
Afterwards, you can think about what you need to do.

When you want to talk to someone new and are scared, breathe.
Don't start rehearsing, just plunge in.
If it doesn't go well, you can stop.

If you're doing something you don't like to do,
(such as smoking or overeating), Stop.
Think about what you really want.

If you're stuck and can't think clearly, talk out loud to someone.

When you can't think straight,
Stop thinking. Feel.

When you're in need of love, reach out.
There are people who love you.

When you're confused, it's usually because you think you should
Do one thing and you want to do another.
Dialogue with yourself or present both sides to a friend.

When you feel harried, slow down.
Deliberately slow your breathing, your speech, and your movements.

When you have tears, cry.
When you feel like crying and it's not a safe place to cry,
Acknowledge your pain and promise yourself a good cry later.
Keep your promise.

When everything seems gray, look for color.
 
How do you transform a frustration into an achievement? First, step back and get some perspective.
Look objectively at the reason why you are frustrated. Find the specific positive belief or value within yourself that makes your frustration feel so negative.
 
Instead of directing your frustration at some person or object or situation outside yourself, look inward. See that the energy of your frustration is attempting to validate and express some key positive value that you sincerely treasure.
 
Zero in on that value and focus your attention on it. Discover that there are plenty of positive, creative ways to give life and expression to whatever you value.
 
Consider the positive possibilities, and realize that within your frustration is the passion to bring those possibilities to life. Use your frustration to discover something good about who you are, and then use it as motivation to express that goodness.
 
There's something positive that your frustration can tell you. Find it and bring it to life.
 
Ralph Marston
 
 
" Morning Coffee"
Created, and maintained by:Dizzyrizzy@comcast.net GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2010
" Morning Coffee" all rights reserved.

Tuesday, December 28, 2010

Janji Allah Bagi Orang Yang Akan Menikah

 

Ketika seorang muslim baik pria atau wanita akan menikah, biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam proses taaruf sekalipun masih ada juga perasaan keraguan.

Berikut ini sekelumit apa yang bisa saya hadirkan kepada pembaca agar dapat meredam perasaan negatif dan semoga mendatangkan optimisme dalam mencari teman hidup. Semoga bermanfaat buat saya pribadi dan kaum muslimin semuanya. Saya memohon kepada Allah semoga usaha saya ini mendatangkan pahala yang tiada putus bagi saya.

Inilah kabar gembira berupa janji Allah bagi orang yang akan menikah. Bergembiralah wahai saudaraku?

1. ?Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)?. (An Nuur : 26)
Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan hanya yang baik buat kita. Amin.

2. ?Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui?. (An Nuur: 32)

Sebagian para pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan menikah. Salah satu sebabnya adalah karena belum punya pekerjaan. Dan anehnya ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan pun tetap ada perasaan bimbang juga. Sebagian mereka tetap ragu dengan besaran rupiah yang mereka dapatkan dari gajinya. Dalam pikiran mereka terbesit, ?apa cukup untuk berkeluarga dengan gaji sekian??.

Ayat tersebut merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para pemuda dalam masalah ini adalah kesanggupan untuk memberi nafkah, dan terus bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan besaran rupiah yang sekarang mereka dapatkan. Nantinya Allah akan menolong mereka yang menikah. Allah Maha Adil, bila tanggung jawab para pemuda bertambah ? dengan kewajiban menafkahi istri-istri dan anak-anaknya, maka Allah akan memberikan rejeki yang lebih. Tidakkah kita lihat kenyataan di masyarakat, banyak mereka yang semula miskin tidak punya apa-apa ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang berlimpah dan mencukupkan kebutuhannya?

3. ?Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya?. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160) [1]

Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu ?alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.

4. ?Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir?. (Ar Ruum : 21)

5. ?Dan Tuhanmu berfirman : ?Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina? ?. (Al Mu?min : 60)

Ini juga janji Allah ?Azza wa Jalla, bila kita berdoa kepada Allah niscaya akan diperkenankan-Nya. Termasuk di dalamnya ketika kita berdoa memohon diberikan pendamping hidup yang agamanya baik, cantik, penurut, dan seterusnya.

Dalam berdoa perhatikan adab dan sebab terkabulnya doa. Diantaranya adalah ikhlash, bersungguh-sungguh, merendahkan diri, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dll. [2]

Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya adalah berdoa pada waktu sepertiga malam yang terakhir dimana Allah ?Azza wa Jalla turun ke langit dunia [3], pada waktu antara adzan dan iqamah, pada waktu turun hujan, dll. [4]

Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah makan dan minum dari yang haram, juga makan, minum dan berpakaian dari usaha yang haram, melakukan apa yang diharamkan Allah, dan lain-lain. [5]

Manfaat lain dari berdoa berarti kita meyakini keberadaan Allah, mengakui bahwa Allah itu tempat meminta, mengakui bahwa Allah Maha Kaya, mengakui bahwa Allah Maha Mendengar, dst.

Sebagian orang ketika jodohnya tidak kunjung datang maka mereka pergi ke dukun-dukun berharap agar jodohnya lancar. Sebagian orang ada juga yang menggunakan guna-guna. Cara-cara seperti ini jelas dilarang oleh Islam. Perhatikan hadits-hadits berikut yang merupakan peringatan keras dari Rasulullah Shallallahu ?alaihi wa sallam:

?Barang siapa yang mendatangi peramal / dukun, lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam?. (Hadits shahih riwayat Muslim (7/37) dan Ahmad). [6]

Telah bersabda Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam, ?Maka janganlah kamu mendatangi dukun-dukun itu.? (Shahih riwayat Muslim juz 7 hal. 35). [7]

Telah bersabda Nabi shallallahu ?alaihi wa sallam, ?Sesungguhnya jampi-jampi (mantera) dan jimat-jimat dan guna-guna (pelet) itu adalah (hukumnya) syirik.? (Hadits shahih riwayat Abu Dawud (no. 3883), Ibnu Majah (no. 3530), Ahmad dan Hakim). [8]

6. ?Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat?. (Al Baqarah : 153)
Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. Tentunya agar datang pertolongan Allah, maka kita juga harus bersabar sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu ?alaihi wa sallam. Juga harus shalat sesuai Sunnahnya dan terbebas dari bid?ah-bid?ah.

7. ?Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan?. (Alam Nasyrah : 5 ? 6)
Ini juga janji Allah. Mungkin terasa bagi kita jodoh yang dinanti tidak kunjung datang. Segalanya terasa sulit. Tetapi kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Allah sendiri yang menegaskan dua kali dalam Surat Alam Nasyrah.

8. ?Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu?. (Muhammad : 7)
Agar Allah Tabaraka wa Ta?ala menolong kita, maka kita tolong agama Allah. Baik dengan berinfak di jalan-Nya, membantu penyebaran dakwah Islam dengan penyebaran buletin atau buku-buku Islam, membantu penyelenggaraan pengajian, dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.

9. ?Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa?. (Al Hajj : 40)

10. ?Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat?. (Al Baqarah : 214)

Itulah janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.

Jadi, kenapa ragu dengan janji Allah?

Karya : Chandraleka 

Are you hiding behind a mask?

 
Are you hiding behind a mask?
by Jane Powell
“Let the world know the real you.”
 
Have you ever noticed how children love to dress up? They love the thrill of pretending to be a princess or a butterfly. What about you? Do you still play make-believe? Do people see you for who you are, or do they see something different?
 
Often, we make the choice, allowing only a select few (family or friends) to see the “real” us. With everyone else, we put on a mask so they see what we want them to see (especially if our self-confidence is low). They may see a happy face that actually hides a ton of pain or insecurities.
 
I want you to be your best. A good place to start is to acknowledge and embrace the real you. And proudly display it to the world.
 
Yes, for many it’s hard because we don’t want to get hurt, it’s just easier to put up a front. But living this way, you bury the woman you’ve always wanted to be. You owe it to yourself, your friends, and you family to not keep yourself under wraps. Today, ditch your old self-imposed costume for a new, better version…the real you!
 
 
When you focus your life around things you're
passionate about, no one has to motivate you.
Internal struggles subside and your life
becomes easier and happier.
 
Why not pursue a hobby you've always Craved?
Take up a cause that really matters to you
or apply for a job you have always wanted,
get creative!
Reflect on what you love to do - and
most importantly start doing what you
Love today!
 
 
Do you wish to be happy? Then be happy.
Yes, it truly is as simple as that. Happiness is a state that you can enter whenever and wherever you choose.
 
You don't necessarily have to be happy about anything in particular. You don't necessarily need any person, thing or situation to make you happy.
 
Be happy just because you can. Be happy just because it feels so good.
 
Happiness empowers you and improves your outlook. Happiness attracts positive, supportive people into your life, and guides you toward positive situations.
 
Let go of your resistance, and let happiness flow from your heart. Fill this very moment with the happiness you create.
 
Ralph Marston
 
 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:Dizzyrizzy@comcast.net GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2010
" Morning Coffee" all rights reserved.

Monday, December 27, 2010

Secret to Sustained Motivation

 

Secret to Sustained Motivation
by Jane Powell
 
“Motivation comes from action.”
 
Motivation comes from doing, moving and taking action!
 
The real excitement begins when you start something and see it begin to take shape. Once you experience success as a direct result of your efforts and enthusiasm, your motivation will rise and carry you through.
 
If you are waiting to feel motivated, just do something. Just start! Make your motto, “No more waiting – just doing!” That is the secret to the momentum of motivation.
 
 

Mistakes

One of the smartest things you can do is to entertain the possibility that you may be mistaken. Because if you are mistaken, and you're able to see it, you have the opportunity for great progress.

There is no dishonor in being mistaken. Yet there is great folly indeed in being so stubborn that you refuse to admit your own mistakes.

Mistakes can be powerful teachers. By knowing firsthand what does not work, you gain much greater understanding about what does work, and why.

If you're not willing to accept the possibility of mistakes, you're not going to make much headway. Though there's no need to purposely make mistakes, there's no reason to live in fear of them either.

Even if you are already effective, there likely are ways to be yet more effective. Even if your mistakes are not disastrous, there is still much that you can learn from them.

Embrace the fact that somehow, concerning something, you're probably mistaken. And in your mistakes, find the wisdom that will take your performance to an even higher level.

 

You cannot achieve excellence just by proclaiming it to be. Excellence is built in the details.
Attend faithfully and competently to the details, while staying true to your purpose. That is how to bring excellence into your world.
 
What is done with genuine love is done with excellence. Let love guide you in each moment, and you will consistently create excellence.
 
Excellence resonates with what is true, what is good and authentically valuable, with what is right. Work with honesty, integrity, and a commitment to truth, and excellence will permeate the results.
 
Intention is critical, yet excellence does not come from good intentions alone. Excellence comes from actions persistently and consistently guided by the highest and most authentic intentions.
 
In each thing you do is the opportunity to create excellence. Again and again, bring excellence to life, and live true to your highest purpose.
 
Ralph Marston
 
 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:Dizzyrizzy@comcast.net GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2010
" Morning Coffee" all rights reserved.

Terimalah Aku Apa adanya

 

Di bawah naungan ajaran Islam, pernikahan sepasang insan suami istri menjalani hidup mereka dalam satu perasaan, menyatunya hati dan cita-cita. Namun adakalanya pernikahan harus berjalan di atas kerikil. Apalagi saat pandangan mulai berbeda, tujuan tak lagi sama. Mempertahankan keutuhan dan keharmonisan rumah tangga terasa tak lagi mudah. Di mata kita pasangan selalu serba salah dan penuh kekurangan.

Keluarga Samara
Pernikahan adalah fitrah kemanusiaan. Karenanya Islam menganjurkan, sebab nikah merupakan gharizah insaniyah. Sebagaimana Allah berfirman,
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Ar-Ruum : 30).

Islam memberi penghargaan tinggi pada pernikahan dan Allah menyebutnya sebagai ikatan yang kuat. Dalam al-Quran surat An Nisaa : 21
“… dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”
 
Demikian agungnya ikatan pernikahan hingga sebanding dengan separuh agama. Begitulah, keputusan dua insan berbeda untuk menikah tentunya dengan pertimbangan matang, faham dan tahu tujuan dari pernikahan. Mengerti betul perbedaan akan disatukan dalam perkawinan. Hingga pemahaman-pemahaman dari ini diharapkan akan membawa pada keharmonisan dan kelangsungan pernikahan pada keabadian.
 
Pernikahan adalah bangunan yang bertiang Adam dan Hawa yang membangun kecintaan dan kerjasama, penuh mawadah, ketenteraman, pengorbanan, dan juga hubungan rohani yang mulia dan keterikatan jasad yang disyariatkan.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar-Ruum :21).
Ayat ini merupakan pondasi kehidupan yang diliputi suasana perasaan yang demikian sejuk. Istri ibarat tempat bernaung bagi suami setelah seharian bekerja keras. Penghiburnya di saat lelah. Suasana rumah yang penuh belas kasih hingga menumbuhkan ketenteraman. Sebaliknya suami yang baik akan memberikan timbal balik yang sama.
 
Suami sebagai pemimpin rumahnya dengan bantuan dan dukungan istri akan bertindak sebijaksana mungkin mengatur rumah tangganya tanpa harus bersikap otoriter. Dan jika tugas suami istri berjalan seimbang maka akan memberi ketenteraman dan kemantapan dalam hubungan suami istri. Dan anak-anak yang tumbuh dalam “lembaga” yang bersih ini akan tumbuh dengan baik. Sebab individu yang bernaung di dalamnya tahu hak dan kewajibannya sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggungjawab atas yang dipimpinnya.”
Maka tak heran kalau keluarga harmonis yang saking penuh mawadah warahmah akan mudah diwujudkan. Insyaallah.

Hak dan kewajiban suami istri

Kesan terbaik yang tertangkap dari rumah tangga Nabawi adalah terjaganya hak dan kewajiban dalam hubungan suami istri. Bahkan hak itu tetap diperoleh Khadijah dari Rasulullah meski Khadijah telah wafat hingga membuat Aisyah cemburu. Padahal Aisyah tak pernah berjumpa dengannya. Hal itu semua karena Rasulullah sering mengingat kebaikan dan jasanya.
Keharmonisan dalam rumah tangga akan dengan sendirinya terwujud jika pihak suami atau istri tahu hak dan kewajiban masing-masing. Rasa kasih dan sayang sebagai fitrah Allah di antara pasangan suami dan istri akan bertambah seiring dengan bertambahnya kebaikan pada keduanya. Sebaliknya, akan berkurang seiring menurunnya kebaikan pada keduanya. Sebab secara alami, jiwa mencintai orang yang memperlakukannya dengan berbuat baik dan memuaskan untuknya, termasuk melaksanakan hak dan kewajiban suami istri.
 
Suami memiliki hak yang besar atas istrinya. Di antara hak itu misalnya:
Menjaga kehormatan dan harga dirinya, mengurusi anak-anak, rumah dan hartanya saat suami tak ada di sisinya. Allah l berfirman :
“….. wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri saat suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka…… “ (An Nisa: 34).
 
Dalam haditsnya Rasulullah bersabda,
“Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya.” (Riwayat Bukhari Muslim).
 
Berpenampilan menyenangkan di depan suami dan bersikap manis. Sebagaimana Rasulullah bersabda,
“Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang saat engkau pandang, menaatimu saat engkau perintah dan menjaga dirinya dan hartamu saat engkau tinggal.” (Riwayat Tabrani)
 
Hak lain suami adalah tidak mengizinkan istri memasukan orang yang dibenci suami, menjaga rahasia suami istri termasuk dalam urusan ranjang, berusaha menjaga kelanggengan bahtera rumah tangga, tidak meminta cerai tanpa sebab syar’i.
Dari Tsauban, Rasulullah berkata, “wanita manapun yang minta cerai kepada suami tanpa sebab, maka haram baginya mencium bau surga”. (Riwayat Tirmidzi, Abu Daud).
 
Selain itu istri harus banyak bersyukur dan tidak banyak menuntut. Perintah ini sangat ditekankan Islam, bahkan ancaman Allah tak akan melihatnya pada hari kiamat kelak jika istri berbuat demikian.
“Sesungguhnya Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya dan dia selalu menuntut (tidak pernah merasa cukup)”
 
Masih banyak hak-hak suami atas istrinya. Di samping itu suami pun harus memberikan hak istrinya serta menjalankan kewajibannya. Di antaranya adalah memberi makan pada istri apabila ia makan, memberikannya pakaian, tidak memukul wajah istri, tidak menjelek-jelekkan kekurangannya, tidak meninggalkan istri melainkan di dalam rumah, memperlakukan dengan lembut dan menggaulinya dengan baik.
 
Selain suami memiliki kewajiban memberi nafkah lahir batin, suami berkewajiban mengajarkan ilmu agama apalagi ia memegang kepemimpinan dalam rumah tangga. Hingga ia pun wajib membekali diri dengan ilmu yang syar’i, dengan demikian ia akan mampu membawa keluarganya, istri dan anaknya dalam kebaikan. Jika ia tidak sanggup, mengajar mereka, suami harus mengajak mereka menuntut ilmu syar’i bersama ataupun menghadiri majelis-majelis ilmu. Suami pun harus memberi teladan baik dalam mengemban tanggung jawabnya dan atas apa yang dipimpinnya.

Menerima Kekurangan dan Kelebihan
 
Kita melihat bagaimana al-Qur’an membangkitkan pada diri masing-masing pasangan suami istri suatu perasaan bahwa masing-masing mereka saling membutuhkan satu sama lain dan saling menyempurnakan kekurangan. Ibaratnya wanita laksana ranting dari laki-laki dan laki-laki adalah akar bagi wanita. Karena itu akar selalu membutuhkan ranting dan ranting selalu membutuhkan akar. Sebagaimana firman Allah dalam al-A’raf 189,
“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya.”
 
Karena itu, pernikahan tak hanya menyatukan dua manusia berbeda tapi juga menyatukan dua perbedaan, kelebihan dan kekurangan sepasang anak manusia. Dimana masing-masing akan saling mengisi dan melengkapi kekurangan satu dengan yang lain. Sementara menjadikan kelebihan masing-masing untuk merealisasikan cita-cita pernikahan sesungguhnya.
“Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (al Baqarah : 187).
 
Dengan memahami hal ini, kehidupan rumah tangga akan tenteram. Dan tenang berlayar, sangat mustahil ditemukan sepasang suami istri yang sempurna segala sesuatunya. Yang bisa dilakukan adalah dengan jalan saling memahami dan menghargai satu sama lain.
 
Menerima apa adanya kekurangan atau kelebihan pasangan. Tidak membandingkan pasangan kita dengan yang lain. Karena hal-hal seperti ini tidak akan membuat nyaman hubungan namun hanya akan menjadikan kita makin sensitif dengan segala perbedaan. Dan sekali lagi memaafkan semua kekurangan pasangan adalah lebih baik. Hargailah segala kelebihannya. Dan berterima kasihlah atas semua yang telah dikerjakan dan diberikan pasangan pada kita. Insyaallah ini akan membuat makin manisnya hubungan dengan pasangan.
 
Mungkin ada hal-hal yang tak kita sukai pada pasangan kita, namun bukanlah masih ada hal-hal baik yang kita sukai dan lihat ada padanya? Kita harus bijaksana menyikapi hal ini.
Kita tak perlu berpura-pura dan menutupi kekurangan kita hanya karena takut tak sempurna di hadapan si dia. Karena bisa saja justru hal ini akan menyeret kita pada hal-hal berbahaya. Moralnya saja dengan berbohong menjanjikan ini dan itu serta janji setinggi langit. Padahal kita tahu tak akan bisa memenuhinya. Jika pasangan tahu tentu ia akan marah dan jengkel hingga membuahkan pertengkaran dan hal-hal buruk lain. Bukanlah lebih baik kita selalu tampil apa adanya, karena itu tak akan membebani kita ?
 
Sungguh, jika si dia benar-benar mencintai kita tentu dia akan menerima kita apa adanya. Mau menerima kekurangan dan kelebihan kita. Tanpa basa-basi. Yang perlu diingat kita selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya, semampu kita. Insyaallah di rumah kita. (ummu fatimah ahmad).

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Author : unknown

Air Mata

 

Saudaraku, banyak orang berpendapat mengalirkan air mata, identik dengan perempuan.  Juga, identik dengan lemah, cengeng, dan banyak label yang mengacu pada kerapuhan. Benarkah begitu? Sejak dulu saya tidak sependapat!

Dua tahun belakangan ini pendapat saya menguat. Hari ini saya semakin yakin mengalirkan air mata adalah signal, anugerah yang tiada duanya. Signal dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Menangis adalah manifestasi dari kemahalembutan Allah Sang Khalik.

Saudaraku, insya Allah setiap orang pernah merasakan aliran aneh yg membuat air mata kita mengalir. Penyebabnya bisa apa saja. Membaca kisah hidup seseorang, mendengar pernyataan orang, atau melihat penderitaan orang. Bahkan, tanpa sebab yang jelas tiba-tiba air mata kita mengalir. Bahkan, sebuah kabar yang sangat menyenangkan pun, kadang air mata bergulir menetes.

Berbahagialah mereka yang selalu menyebut asma Allah setiap mengalirnya air mata. Karena, kita selalu ingat dari mana sumber kelembutan yang kita miliki itu.

Mungkin kita pernah mengalami masa di mana kita tidak sempat mengalirkan air mata. Ketika cobaan datang dan menyesakkan dada, kita tidak menangis. Melihat kepedihan orang --lalu mencoba berempati dengan kitalah yang menanggung kepedihan itu-- air mata tak setitik pun menetes. Benarkah itu hebat? Mungkin ya, tergantung dari mana kita melihatnya. Walau saya tidak menolak dan setuju siapa pun boleh mengalirkan air mata, tapi pernah saya berpikir, ''Menangis? Tak sempatlah bagi saya untuk menangis.'' Namun, hari ini saya sadar, berarti saya adalah orang yang tidak sempat melembutkan hati.

Ya Allah, maafkan keangkuhan hamba. Ya Latief, lembutkan hati hamba untuk bisa merasakan semua takdir-Mu tanpa harus bersedih. Kuatkan signal hati hamba ya Rahman, ya Rahim, agar hamba selalu bisa menangkap dengan cerdas semua tanda-tanda kebesaran-Mu tanpa harus merasa kecil hati, lemah, dan ketakutan. Jadikanlah air mata kami sebagai tanda kedekatan hamba kepada-Mu.

Akhirnya mendung di mata tak terbendung lagi. Meringankan semua rasa yang berbaur menjadi satu, melihat begitu banyak bencana datang silih berganti di muka bumi ini.
Peliharalah kami ya Muhaimin. Amin yaa mujibass saailiin. ''Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?'' (Al-Qamar [54]: 17)
Bersyukurlah senantiasa atas apa yang kamu dapat hari ini. Karena Tuhan membuat apa yang ada pada hari ini demikian indahnya untuk bisa kita nikmati dan syukuri. Aamiin....

Author : Unknown

Sunday, December 26, 2010

Siapakah yang Ukhti Pilih?

 

Menikah, satu kata ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi pemuda ataupun pemudi yang sudah mencapai usia remaja. Remaja yang sudah mulai memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, akan memperhatikan pasangan yang diimpikan menjadi pasangan hidupnya. Sejenak waktu, hatinya akan merenda mimpi, membayangkan masa depan yang indah bersamanya.

Saudariku muslimah yang dirahmati Allah, tentu kita semua menginginkan pasangan hidup yang dapat menjadi teman dalam suka dan duka, bersama dengannya membangun rumah tangga yang bahagia, sampai menapaki usia senja, bahkan menjadi pasangan di akhirat kelak. Tentu kita tidak ingin bahtera tumah tangga yang sudah terlanjur kita arungi bersama laki-laki yang menjadi pilihan kita kandas di tengah perjalanan, karena tentu ini akan sangat menyakitkan, menimbulkan luka mendalam yang mungkin sangat sulit disembuhkan, baik luka bagi kita maupun bagi buah hati yang mungkin sudah ada. Lagipula, kita mengetahui bahwa Allah Ta’ala, Robb sekaligus Illah kita satu-satunya sangat membenci perceraian, meskipun hal itu diperbolehkan jika memang keduanya merasa berat. “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Itulah slogan yang biasa dipakai untuk masalah kesehatan. Dan untuk masalah kita ini, yang tentunya jauh lebih urgen dari masalah kesehatan tentu lebih layak bagi kita untuk memakai slogan ini, agar kita tidak menyesal di tengah jalan.

Saudariku muslimah, sekarang banyak kita jumpai fenomena yang sangat memprihatinkan dan menyedihkan hati. Banyak dari saudari-saudari kita yang terpesona dengan kehidupan dunia, sehingga timbul predikat ‘cewek matre’, yaitu bagi mereka yang menyukai laki-laki karena uangnya. Ada juga diantara saudari kita yang memilih laki-laki hanya karena fisiknya saja. Ada juga diantara mereka yang menyukai laki-laki hanya karena kepintarannya saja, padahal belum tentu kepintarannya itu akan menyelamatkannya, mungkin justru wanita itu yang akan dibodohi.

Sebenarnya tidak mengapa kita menetapkan kriteria - kriteria tersebut untuk calon pasangan kita, namun janganlah hal tersebut dijadikan tujuan utama, karena kriteria-kriteria itu hanya terbatas pada hal yang bersifat duniawi, sesuatu yang tidak kekal dan suatu saat akan menghilang. Lalu bagaimana solusinya ? Saudariku, sebagai seorang muslim, standar yang harus kita jadikan patokan adalah sesuatu yang sesuai dengan ketentuan syariat. Karena hanya dengan itu kebahagian hakiki akan tercapai, bukan hanya kebahagian dunia saja yang akan kita dapatkan, tapi kebahagiaan akhirat yang kekal pun akan kita nikmati jika kita mempunyai pasangan yang bisa diajak bekerjasama dalam ketaatan kepada Allah.
 
Diantara kriteria-kriteria yang hendaknya kita utamakan antara lain:
1. Memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik, dengan hal tersebut ia diharapkan dapat melaksanakan kewajiban secara sempurna dalam membimbing keluarga, menunaikan hak istri, mendidik anak, serta memiliki tanggung jawab dalam menjaga kehormatan keluarga.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Tirmidzi, hasan)
Seorang laki-laki bertanya kepada Hasan bin ‘Ali, “Saya punya seorang putri, siapakah kiranya yang patut jadi suaminya ?” Hasan bin ‘Ali menjawab, “Seorang laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab jika ia senang ia akan menghormatinya, dan jika ia sedang marah, ia tidak suka zalim kepadanya.”
 
2. Memilih calon suami yang bukan dari golongan orang fasiq, yaitu orang yang rusak agama dan akhlaknya, suka berbuat dosa, dan lain-lain.
“Siapa saja menikahkan wanita yang di bawah kekuasaanya dengan laki-laki fasiq, berarti memutuskan tali keluarga.” (HR. Ibnu Hibban, dalam Adh-Dhu’afa’ & Ibnu Adi)
Ibnu Taimiyah berkata, “Laki-laki itu selalu berbuat dosa, tidak patut dijadikan suami. Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang salaf.” (Majmu’ Fatawa 8/242)
 
3. Laki-laki yang bergaul dengan orang-orang sholeh.
 
4. Laki-laki yang rajin bekerja dan berusaha, optimis, serta tidak suka mengobral janji dan berandai-andai.
 
5. Laki-laki yang menghormati orang tua kita.
 
6. Laki-laki yang sehat jasmani dan rohani.
 
7. Mau berusaha untuk menjadi suami yang ideal, diantaranya: Melapangkan nafkah istri dengan tidak bakhil dan tidak berlebih-lebihan; memperlakukan istri dengan baik, mesra, dan lemah lembut; bersendau gurau dengan istri tanpa berlebih-lebihan; memaafkan kekurangan istri dan berterima kasih atas kelebihannya; meringankan pekerjaan istri dalam tugas-tugas rumah tangga; tidak menyiarkan rahasia suami istri; memberi peringatan dan bimbingan yang baik jika istri lalai dari kewajibannya; memerintahkan istri memakai busana muslimah ketika keluar; menemani istri bepergian; tidak membawa istri ke tempat-tempat maksiat; menjaga istri dari segala hal yang dapat menimbulkan fitnah kepadanya; memuliakan dan menghubungkan silaturahim kepada orang tua dan keluarga istri; memanggil istri dengan panggilan kesukaannya; dan yang terpenting bekerjasama dengan istri dalam taat kepada Allah Ta’ala.

Satu hal yang perlu kita ingat saudariku, bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Jangan pernah membayangkan bahwa laki-laki yang sholeh itu tidak punya cacat & kekurangan. Tapi, satu hal yang tidak boleh kita tinggalkan adalah ikhtiar dengan mencari yang terbaik untuk kita, serta bertawakal kepada Allah dengan diiringi do’a.
 
Maroji’: Ensiklopedi Wanita Muslimah. Haya bintu Mubaroh Al-Barik.
Penyusun: Ummu Muhammad (Bulletin Zuhairoh)
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar

Adab-adab Dalam Berdoa

 

*Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
[QS. Al A'raaf, 7: 56]*

Berdoa adalah suatu amalan ibadah, yang hendak dimohonkan oleh manusia yang penuh kelemahan, banyak dosa dan tidak berdaya, akan diajukan kepada Dzat Yang Maha Tinggi, Yang Menggenggam semua khazanah bumi dan langit, maka tentu saja harus menggunakan adab-adab dalam memohon. Di dalam *Kitab Fiqhus-Sunnah* karya *Sayid Sabiq* dan juga *Kitab Ihyaa 'Ulumiddiin*, dijelaskan bahwa di antara adab-adab dalam berdoa adalah:
1. Dengan hati yang merunduk dan penuh rasa takut kepada Allah (Q.S. Al-A'raf : 55)
2. Dengan suara yang lembut, di antara tidak berbunyi dengan suara keras (Q.S. Al-Isra : 110; Q.S. Maryam : 3)
3. Menghadap Allah dengan isi perut dan pakaian yang halal.
Sabda Nabi SAW kepada Sa'ad bin Abi Waqqash:

* يا سعد, أطب مطعمك تكن مستجاب الدعوة. والذى نفس محمد بيده : إن الرجل ليقذف
اللقمة الحرام فى جوفه ما يتقبل منه أربعييوما, وأيـما عبد نبت لحمة من السحت
والربـا فالنار أولى به *

*"Hai Sa'ad, jagalah soal makananmu, tentu engkau akan menjadi orang yang makbul doanya! Demi Tuhan yang nyawa Muhammad dalam genggaman-Nya! Jika seseorang memasukkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima doanya selama empat puluh hari. Dan siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari makanan haram atau riba, maka neraka lebih layak untuk melayaninya." (H.R. Ibnu Mardawai dari Ibnu Abbas)*


4. Mengamati saat-saat yang baik bagi doanya. Seperti Hari Arafah, bulan Ramadhan, Hari Jum'at, di tengah malam, di akhir shalat, dll.
Firman Allah :
* وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ*

*"Wa bi al ashari hum yastaghfiruun"*

*"Dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)(Q.S. Adz-Dzariyat: 18 )*

5. Menghadap kiblat (H.R. Muslim)
6. Mengangkat kedua tangan sampai kira-kira se-bahu.
Sabda Nabi SAW :


* كان يرفع يديه حتى يرى بياض إبطيه فالدعاء ولا يشـير بأصبعه*

*"Beliau mengangkat kedua tangannya sehingga tampak putih kedua ketiaknya dalam berdoa, dan beliau tidak berisyarat dengan jari-jari." (H.R. Muslim dari Anas bin Malik)*

* إن ربكم حي كريم يستحي من عبيده إذا رفعوا أيديهم إليه أن يردها صفرا *

*"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pemalu dan Maha Mulia, malu kepada hamba-hamba-Nya apabila mereka mengangkat tangan-tangan mereka kepada-Nya untuk menolaknya dengan kosong." (H.R. Al-Hakim dari Salman)*

7. Tidak menjadikan doanya untuk bersajak (dipuisikan)


* سيـكون قوم يعتدون فى الدعاء *

*"Akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa." (Al-Hadits)*

 
8. Memantapkan apa yang sedang dimintanya.
Sabda Nabi SAW :

* إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ فِي الدُّعَاءِ وَلَا يَقُلِ اللَّهُمَّ
إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّ اللَّهَ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ*


*"Apabila kamu berdoa, maka hendaklah kamu berazam serta benar-benar memohon kepada Allah s.w.t dan janganlah berkata: Ya Allah, jika Engkau kehendaki maka perkenankanlah kepadaku, kerana sesungguhnya Allah itu tidak ada yang memaksa kepada-Nya." (H.R. Bukhari-Muslim dari Anas r.a)*

 
9. Mengulanginya tiga kali
Sabda Nabi SAW :
* أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يعجبه أيدعو ثلاثا*

*"Sesungguhnya Rasulullah SAW biasa mengulangi doa dan istighfar tiga kali."
(H.R. Abu Daud dari Abdullah bin Mas'ud)*

10. Tidak menganggap lambat atas doanya.


* يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ فَيَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ فَلَا
أَوْ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي*


*"Doa seseorang itu akan dikabulkan selagi dia tidak terburu-buru menyebabkan dia berkata: Aku berdoa tetapi tidak dimakbulkan" (H.R. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah r.a)*

11. Memulai doa dengan beristighfar, memuji Allah dan bershalawat atas Nabi SAW.


* إذا صلى أحدكم فليبدأ بتمجيد ربه جل وعز, والثناء عليه. ثم يصلى على النبى
صلى الله عليه وسلم ثم يدعو بعد بما يشـاء*


*"Jika salah seorang di antaramu berdoa, hendaklah dimulai dengan membesarkan Tuhannya Yang Maha Agung dan Mahamulia serta menyanjungNya, lalu mengucapkan shalawat atas Nabi SAW, serta setelah itu barulah ia berdoa meminta apa yang diinginkannya." (H.R. Abu Daud dan Nasai dari Fudhalah bin Ubaid r.a)*

Membangun Kemampuan Mencintai

 

Pada mulanya cinta adalah gagasan tentang bagaimana membahagiakan dan menumbuhkan orang lain. Selanjutnya adalah kemampuan baik yang menjembatani gagasan itu menuju alam kenyataan. Sisanya adalah kemampuan. Cinta yang hanya berkembang di batas gagasan dan kemampuan baik akan tampak seperti pohon rindang yang tidak berbuah.

Bagian cinta yang pertama dan kedua, gagasan dan kemampuan baik, biasanya  terbentuk dari serangkaian penghayatan akan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan keagamaan tentang kehidupan dan hubungan antar manusia didalamnya, hubungan manusia dengan sang kholik dan hubungan manusia dengan alam. Sedalam apa penghayatan itu dalam diri seorang pecinta sedalam itupula energi cinta yang ada dalam dirinya.

Bagian ketiga cinta adalah kemampuan, memerlukan latihan dan proses pembelajaran. Kalau kita mau memberi, kita harus melatih dan belajar bagaimana memiliki. Kalau kita mau memperhatikan orang yang kita cintai, kita harus belajar dan berlatih untuk tidak membutuhkan perhatian orang lain. Kalau kita membutuhkan kekasih, kita harus belajar bagaimana bertumbuh terlebih dahulu. Begitu seterusnya : memberi, memperhatikan, menumbuhkan, merawat, dan melindungi mengharuskan kita memiliki kemampuan pribadi untuk melakukan tindakan-tindakan produktif.

Produktifitas adalah indikator kematangan seorang pencinta. Seorang pecinta yang tidak produktif adalah seperti pohon rindang yang tidak berbuah.

Sebuah pelajaran bagaimana kita mengembangkan diri menjadi kemampuan-kemampuan baru, mengarahkan kemampuan baru itu menjadi sumber produktifitas.

Mencintai dengan semua siklusnya adalah kerja dari dalam keluar. Seorang pecinta sejati adalah seseorang yang mampu keluar dari dirinya sendiri menuju orang lain. Tapi jauh sebelum seseorang mampu keluar dari dirinya sendiri, ia harus masuk ke dalam dirinya sendiri. Sedalam mungkin. Pelajaran cinta adalah pelajaran tentang bagaimana kita masuk kedalam diri sendiri untuk kemudian keluar dengan cara yang lain. Ini latihan untuk menjadi lebih baik, untuk kemudian menjadikan orang lain lebih baik. Dan akhirnya ini  adalah pelajaran tentang bagaimana mengubah kehidupan menjadi taman yang indah dipandang dan lebih nyaman di huni. Karena disana kita bertumbuh. Karena dalam pertumbuhan itu kita bahagia.

"Serial cinta", dari ustd. Anis Matta.

End Procrastination – Get Things Done!

 

End Procrastination – Get Things Done!
by Jane Powell
 
“I should get that done, I’ll do it later.”
 
Sound familiar? It’s called procrastination and we all do it, but for some women it’s a way of life.
 
Procrastination makes you feel both indecisive and guilty – indecisive because you choose to postpone what must be done and guilty for not doing, now, what you need to do. The more often you procrastinate, the weaker you feel.
 
If you’re in the habit of putting things off, try this. Next time you’re faced with a project, take a look at what you want to accomplish. Tune into the reasons for your resistance and then honestly ask yourself, “Is this something I can start, now?” Most of the time the answer is “Yes.” So, start!
 
See yourself as someone who makes solid decisions. When you commit to something honor yourself and stick with it until it’s done. You’ll empower yourself and the desire to procrastinate will, slowly, disappear.
 
 

EIGHT CLUES TO HAPPINESS

By- KHUSHWANT SINGH

Having lived a reasonably contented life, I was musing over what a person should strive for to achieve happiness. I drew up a list of a few essentials which I put forward for the readers' appraisal.

1. First and foremost is GOOD HEALTH. If you do not enjoy good health you can never be happy. Any ailment, however trivial, will deduct from your happiness.

2. Second, A HEALTHY BANK BALANCE. It need not run into crores but should be enough to provide for creature comforts and something to spare for recreation, like eating out, going to the pictures, travelling or going on holidays on the hills or by the sea. Shortage of money can be only demoralizing. Living on credit or borrowing is demeaning and lowers one in one's own eyes.

3. Third, A HOME OF YOUR OWN. Rented premises can never give you the snug feeling of a nest which is yours for keeps that a home provides: if it has a garden space, all the better. Plant your own trees and flowers, see them grow and blossom, cultivate a sense of kinship with them.

4. Fourth, AN UNDERSTANDING COMPANION, be it your spouse or a friend. If there are too many misunderstandings, they will rob you of your peace of mind.

5. Fifth, LACK OF ENVY towards those who have done better than you in life; risen higher, made more money, or earned more fame. Envy can be very corroding; avoid comparing yourself with others.

6. Sixth, DO NOT ALLOW OTHER PEOPLE to descend on you for gup-shup. By the time you get rid of them, you will feel exhausted and poisoned by their gossip-mongering.

7. Seventh, CULTIVATE SOME HOBBIES which can bring you a sense of fulfillment, such as gardening, reading, writing, painting, playing or listening to music. Going to clubs or parties to get free drinks or to meet celebrities is criminal waste of time.

8. Eighth, every morning and evening, devote 15 minutes to INTROSPECTION. In the morning, 10 minutes should be spent on stilling the mind and then five in listing things you have to do that day. In the evening, five minutes to still the mind again, and ten to go over what you had undertaken to do.
RICHNESS is not Earning  More, Spending More  Or Saving  More, but ...

"RICHNESS IS WHEN YOU NEED NO MORE"
 
Thanks for sharing akhoja
 
 

A problem is a problem for you when you think it is. An opportunity is an opportunity for you when you see it as such.
Are you going to let yourself be tossed around by events beyond your control? Or, will you choose to find and to fulfill the value that is imbedded in every situation?
 
Where you end up going is a direct result of where you think you will go. It's easy to think that there's no hope, and yet it is just as easy to see the positive possibilities.
 
What's the difference between letting your worst fears play out and allowing your most treasured dreams to be realized? At the most basic level, the difference is the way you choose to think of your life in each and every moment.
 
Every thought comes, without effort or hesitation, the moment you choose to think it into existence. The positive thoughts cost no more than the negative ones, yet they open the way for infinitely greater value in your life.
 
You can think that the world is against you, and you'll be right. Or, you can think your way positively forward, and live the magnificent reality of your highest vision.
 
Ralph Marston
 
 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:Dizzyrizzy@comcast.net GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2010
" Morning Coffee" all rights reserved.

Tuesday, December 21, 2010

Salty Coffee

 

Laki-laki  itu  datang  ke sebuah pesta. Meskipun penampilannya tidak jauh  berbeda  dengan  penampilan laki-laki lain yang datang, namun kelihatannya  tidak  seorangpun  yang  tertarik  padanya.  Ia lalu memperhatikan seorang  gadis  yang  dari  tadi  dikelilingi banyak orang. Di akhir pesta itu, IA  memberanikan  diri  mengundang  gadis itu  untuk  menemaninya minum kopi.
Karena  kelihatannya  laki-laki  itu  menunjukkan  sikap yang sopan, gadis  itupun  memenuhi  undangannya.  Mereka  berdua kini duduk di sebuah warung  kopi.  Begitu  gugupnya laki-laki itu hingga IA tidak tahu bagaimana harus  memulai sebuah percakapan.

Tiba-tiba  IA  berkata  kepada pelayan,  "Dapatkah engkau memberiku sedikit  garam  untuk  kopiku? " Setiap orang yang Ada di sekitar mereka memandang lelaki itu keheranan. Wajahnya  memerah  seketika, tetapi IA tetap memasukkan  garam  itu  ke dlm kopi nya lalu kemudian meminumnya.

Penuh  rasa  ingin  tahu,  gadis yang duduk di depannya bertanya, "Bagaimana kau  bisa mempunyai hobi yang aneh ini?" Laki-laki itupun menjawab, "Ketika aku  masih  kecil, aku hidup di dekat laut, aku suka bermain-main di laut. Jadi  aku  tahu  rasanya  air  laut,  asin seperti rasa kopi asin ini. Sekarang,  setiap  kali  aku  meminum kopi asin ini, aku terkenang akan masa kecilku,  tentang  kampung  halamanku,  aku sangat merindukan kampung halamanku, aku  merindukan  orang  tuaku  yang tetap  hidup  di sana. " Ia mengatakan itu  sambil berurai air Mata, kelihatannya IA sangat tersentuh.

Gadis  itu  berpikir, "Apa yang diceritakan  oleh laki-laki tersebut adalah  ungkapan  isi  hatinya yan g terdalam. Orang yang mau menceritakan tentang  kerinduannya  akan rumahnya adalah orang yang setia, peduli dengan rumah  Dan  bertanggung  jawab terhadap seisi rumahnya ". Maka gadis itupun mulai bercerita tentang kampung  halamannya  yang  jauh,  masa  kecilnya dan keluarganya.

Merekapun  berpacaran. Gadis I menemukan semua yang dia inginkan didalam  diri laki-laki tersebut. Laki-laki itu begitu toleransi, baik hati, hangat dan penuh perhatian. Ia adalah laki-laki yang sangat baik, shg IA  selalu merindukannya. Singkat cerita, merekapun menikah dan hidup bahagia. Setiap  kali,  IA selalu membuatkan kopi asin bagi suaminya karena IA tahu  suaminya sangat menyukai kopi asin.

Sesudah  empat puluh tahun menikah, meninggallah suaminya. Ia meninggalkan  surat kepada istrinya, "Sayangku, maafkan aku, maafkan kebohonganku selama aku hidup. Inilah satu-satunya  kebohonganku  padamu,  yaitu  tentang "kopi asin. Ingatkah  engkau pertama kali Kita bertemu dan berpacaran? Saat itu aku begitu gugup  untuk  memulai  percakapan kita. Karena kegugupanku, aku akhirnya meminta  garam  padahal  yang aku maksudkan adalah gula. Selama hidupku banyak kali  aku mencoba untuk mengatakan kepadamu hal yang sebenarnya, sebagaimana aku  telah  berjanji  bahwa  aku  tidak akan pernah berbohong kepadamu untuk  apapun  juga. Tetapi aku tidak sanggup mengatakannya. Kini aku sudah mati,  aku  tidak  takut lagi, maka aku memutuskan untuk mengatakan kebenaran ini  kepadamu  bahwa  aku tidak  suka  kopi asin. Rasanya aneh Dan tidak enak. Selama  hidupku  aku  baru  meminum kopi asin sejak aku mengenalmu.
Meski  begitu,  aku  tidak pernah menyesal untuk apapun yang aku lakukan untukmu. Memiliki  engkau  merupakan  kebahagiaan  terbesar yg pernah aku miliki selama  hidupku. Jika aku dapat hidup untuk kedua kalinya, aku
tetap ingin mengenalmu Dan memilikimu selamanya, meskipun aku harus meminum kopi asin  lagi ".

Air  Mata  wanita itu membasahi surat yang dibacanya. Suatu Hari seseorang  bertanya  kepadanya,  "Bagaimana  rasanya  kopi  asin itu?" "Sangat enak",  jawabnya.

Kita  selalu  berpikir  bahwa Kita sudah mengenal pasangan Kita lebih dari  orang  lain mengenal mereka. Tetapi mungkin saja Ada hal-hal tertentu yang  tidak  Kita  ketahui di mana pasangan Kita telah rela meminum " kopi asin"  (salty  coffee)  dengan  membuang ego, kesombongan, kesenangan Dan hobinya  untuk  menjaga keharmonisan hubungan Kita dengannya. Ya, begitulah caranya  mengasihi  Dan  mencintai.  Bukan  menuntut,  tetapi berkorban. "Janganlah tiap-tiap orang hanya  memperhatikan kepentingannya  sendiri, ttp kepentingan orang lain juga". Membuang kebencian Dan mengasihi lebih  lagi, menyebabkan rasa garam lebih enak daripada rasa gula. 

Author : unknown

---

Don't ever leave the one you love for the one you like, because the one you like will leave you for the one they love.Find a guy, who calls you beautiful instead of hot.
Who calls you back when you hang up on him.
Who will stay awake just to watch you sleep.
Wait for the guy who kisses your forehead.
Who wants to show you off to the world when you are in your sweats.
Who holds your hand in front of his friends.
Wait for the one who is constantly reminding you of how much he cares about you and how lucky he is to have you.
Wait for the one who turns to his friends and says, "...that's her."

Keep on loving :)

Criticisms You DON’T Want to Ignore

 
Criticisms You DON’T Want to Ignore
by Jane Powell

 “What are your patterns of criticism?”

Is there repetitive critical feedback that you receive on a regular basis?
If so, this feedback is worthy of your attention.
Repeated criticisms are opportunities, to learn about yourself.
Perhaps over the years, you have been told you’re an “ice queen,” 
you’re unapproachable or you’re shy. Though these criticisms may not be true or may reflect another’s misinterpretations, they still deserve your attention.
So, stop being defensive. Instead of resisting, examine the feedback.
Perhaps your shyness is coming across to others as aloofness, arrogance or hardheartedness. Though the truth may be the exact opposite, recognize that such impressions may close wonderful doors of opportunity.
If negative feedback repeats itself, give it thoughtful attention.
A little attention now may open many big doors, later.

 
DO YOU KNOW A HERO?
Not every Marine is a hero. During field training exercises at
Parris Island, South Carolina, one drill instructor threw a pine cone
among the recruits and yelled, "Grenade!" The trainees immediately
turned away and hit the ground. "Just as I suspected," chided the
drill instructor. "Not a hero among you! Didn't anyone want to jump
on that grenade to save the others?"

A little later the instructor tossed another pine cone and yelled,
"Grenade!" This time, all the recruits but one jumped on the
"explosive."

"Why are you still standing there?" the DI demanded.
"Sir," the recruit replied, "someone had to live to tell about it."
Not everyone is a hero. But then, not every hero jumps on grenades,
pulls terrified children from burning buildings, or wears an
impressive uniform.

Do you know a hero? I am not asking you to simply name a favorite
celebrity. There is a difference.

Do you know a hero? I think perhaps you do. Heroes, you see, can be
found in some of the most unexpected places. I knew a young mother
who was slowly dying of cancer, yet she put aside her pain long
enough every day to smile and laugh with her children. She tried
hard every day to bring sunshine into the gloomy hospital room when
her family was present. And I watched her husband fill the roles of
single parent and financial provider, and still spend every
remaining moment sitting at his mate's bedside, valiantly
encouraging and offering whatever hope he could muster.

I knew a talented teacher who could have worked at a far more
lucrative profession, yet was determined to stay in a disadvantaged
school in the hope that she could make a difference in a difficult
situation. She did it for her students.

I've known other heroes, too.
You may have noticed - many of the world's true heroes will never be
confused with action figures. Most have never been to battle,
competed athletically nor sung in a pop band. But they have faced
nearly impossible challenges with unimaginable determination and
courage. They found what it takes to bear the unbearable, forgive
the unforgivable, love the unlovable, outlast the unendurable or
defeat the undefeatable. And often they do it for the sake of
others.

Do you know a hero? Maybe one lives in your home. And perhaps one
even looks back at you from the mirror. For it is in everyday
battles of the spirit that true wars are fought and won. And it is
those real-life heroes who give the rest of us hope and remind us
that anything is possible.

Do you know a hero? I think you do.
Steve Goodier

 
Are you waiting for things to get better before taking action? The fact is that things will not get better until you go ahead and get yourself moving forward.
The best time to start is always now. For no matter what the outside circumstances may be, the most effective strategy is to get your inner strength revved up and rolling right away.
If you're waiting for things to be perfect, you'll wait forever. Instead, grab hold of what is here and now and find a way to make positive use of it.
Though your excuses for delaying may be very reasonable and impressive, those excuses won't move you forward. Circumstances will improve when you make the effort to improve them.
Even the smallest effort is much better than doing nothing. And small efforts that bring results will motivate you to take bigger, more effective steps.
You know from experience that you can do what you set your mind to do. Set your mind on the best of what can be, and savor the challenge of making it happen.
Ralph Marston

 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:Dizzyrizzy@comcast.net GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2010
" Morning Coffee" all rights reserved.