Thursday, August 25, 2011

Apakah Anda Sudah Mengenal Allah...?

 

Apakah Anda Sudah Mengenal Allah swt ?

Pertanyaan ini mungkin jarang sekali kita dengar. ....Bahkan, bagi banyak orang akan terasa aneh dan terkesan tidak penting....... Padahal, mengenal Allah dengan benar (baca: ma’rifatullah) ... merupakan sumber ketentraman hidup di dunia maupun di akherat. 
Orang yang tidak mengenal Allah,... niscaya tidak akan mengenal kemaslahatan dirinya, melanggar hak-hak orang lain,... menzalimi dirinya sendiri, ...dan menebarkan kerusakan di atas muka bumi tanpa sedikitpun mengenal rasa malu. 
Berikut ini, sebagian ciri-ciri atau indikasi dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta keterangan para ulama salaf ...yang dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam menjawab pertanyaan di atas:


1) Orang Yang Mengenal Allah Merasa Takut Kepada-Nya
 
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), ....“Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang yang berilmu saja.” (QS. Fathir: 28) 
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “…Ibnu Mas’ud pernah mengatakan, ....‘Cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai bukti keilmuan.’ ....Kurangnya rasa takut kepada Allah itu muncul akibat kurangnya pengenalan/ma’rifah yang dimiliki seorang hamba kepada-Nya. Oleh sebab itu, orang yang paling mengenal Allah ialah yang paling takut kepada Allah di antara mereka. 
Barangsiapa yang mengenal Allah, niscaya akan menebal rasa malu kepada-Nya, semakin dalam rasa takut kepada-Nya, dan semakin kuat cinta kepada-Nya. ...Semakin pengenalan itu bertambah, maka semakin bertambah pula rasa malu, takut dan cinta tersebut….” (Thariq al-Hijratain, dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/97]) 
2) Orang Yang Mengenal Allah Mencurigai Dirinya Sendiri 
Ibnu Abi Mulaikah -salah seorang tabi’in- berkata,...“Aku telah bertemu dengan tiga puluhan orang Shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan mereka semua merasa sangat takut kalau-kalau dirinya tertimpa kemunafikan.” (HR. Bukhari secara mu’allaq). 
Suatu ketika, ada seseorang yang berkata kepada asy-Sya’bi,.... “Wahai sang alim/ahli ilmu.” Maka beliau menjawab, “Kami ini bukan ulama. Sebenarnya orang yang alim itu adalah orang yang senantiasa merasa takut kepada Allah.” (dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/98]) 
3) Orang Yang Mengenal Allah Mengawasi Gerak-Gerik Hatinya.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “....Begitu pula hati yang telah disibukkan dengan kecintaan kepada selain Allah, keinginan terhadapnya, rindu dan merasa tentram dengannya, maka tidak akan mungkin baginya untuk disibukkan dengan kecintaan kepada Allah, keinginan, rasa cinta dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya kecuali dengan mengosongkan hati tersebut dari ketergantungan terhadap selain-Nya. ....Lisan juga tidak akan mungkin digerakkan untuk mengingat-Nya dan anggota badan pun tidak akan bisa tunduk berkhidmat kepada-Nya kecuali apabila ia dibersihkan dari mengingat dan berkhidmat kepada selain-Nya. 
Apabila hati telah terpenuhi dengan kesibukan dengan makhluk atau ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat ...maka tidak akan tersisa lagi padanya ruang untuk menyibukkan diri dengan Allah serta mengenal nama-nama, sifat-sifat dan hukum-hukum-Nya…” (al-Fawa’id, hal. 31-32) 
4) Orang Yang Mengenal Allah Selalu Mengingat Akherat.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya) ...“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, maka akan Kami sempurnakan baginya balasan amalnya di sana dan mereka tak sedikitpun dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak mendapatkan apa-apa di akherat kecuali neraka dan lenyaplah apa yang mereka perbuat serta sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Huud: 15-16) 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,.... “Bersegeralah dalam melakukan amal-amal, sebelum datangnya fitnah-fitnah (ujian dan malapetaka) bagaikan potongan-potongan malam yang gelap gulita, ...sehingga membuat seorang yang di pagi hari beriman namun di sore harinya menjadi kafir, atau sore harinya beriman namun di pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya demi mendapatkan kesenangan duniawi semata.” (HR. Muslim)  
5) Orang Yang Mengenal Allah Tidak Tertipu Oleh Harta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,.... “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya perbendaharaan dunia. Akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah rasa cukup di dalam hati.” (HR. Bukhari). 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,.... “Seandainya anak Adam itu memiliki dua lembah emas niscaya dia akan mencari yang ketiga. Dan tidak akan mengenyangkan rongga/perut anak Adam selain tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa pun yang mau bertaubat.” (HR. Bukhari) 
6) Orang Yang Mengenal Allah Akan Merasakan Manisnya Iman.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,.... “Ada tiga perkara, barangsiapa memilikinya maka dia akan merasakan manisnya iman…” Di antaranya, “Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya daripada segala sesuatu selain keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,.... “Akan bisa merasakan lezatnya iman orang-orang yang ridha kepada Rabbnya, ridha Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim). 
7) Orang Yang Mengenal Allah Tulus Beribadah Kepada-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ....“Sesungguhnya setiap amal itu dinilai berdasarkan niatnya. Dan setiap orang hanya akan meraih balasan sebatas apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya [tulus] karena Allah dan Rasul-Nya niscaya hijrahnya itu akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena [perkara] dunia yang ingin dia gapai atau perempuan yang ingin dia nikahi, itu artinya hijrahnya akan dibalas sebatas apa yang dia inginkan saja.” (HR. Bukhari dan Muslim). 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ....“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, tidak juga harta kalian. Akan tetapi yang dipandang adalah hati dan amal kalian.” (HR. Muslim). 
Ibnu Mubarak rahimahullah mengingatkan, ....“Betapa banyak amalan kecil yang menjadi besar karena niat. Dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil gara-gara niat.” (Jami’ al-’Ulum wal Hikam oleh Ibnu Rajab). 
Demikianlah, sebagian ciri-ciri orang yang benar-benar mengenal Allah. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk termasuk dalam golongan mereka... aamiin3x ... 
Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. . ..Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Sumber : milis DT

Monday, August 22, 2011

Best Way to Achieve a Goal

 

Best Way to Achieve a Goal
by Jane Powell
“Follow the road map of life.”
 
The best way to achieve your goal is to have one in the first place!
 
As obvious as it sounds, there are plenty of people who have no real goal in life. When asked, they’ll answer that their aim is to “be happy.” But what does that really mean?
 
To achieve what you want in life, you need to set goals. If you don’t have direction, you have nothing to aim for. Without a target, you are shooting blanks into the wind. Real desires are solid, not nebulous and vague. How can you hope to achieve if you have nothing to shoot for?
 
Be definite! Set well-defined goals. As you do, you will discover a map to a better life. It doesn’t matter if these goals are small, at first. They are still goals, and when you achieve them, you can move onto the next one with a sense of confidence.
 
Set an achievable goal, today, and relish journeying toward your destination!



 

Gratitude is one of those words that you don't
hear very often, but it is one that can do magic
when it comes to shifting your attitude.  Make a
list of things that you are most thankful for
and make it a comprehensive list.  This list
holds your most cherished times, possessions
and people in your life.

When you're having one of those bad days
and you need to feel better, more positive and
more resourceful, refer back to your Gratitude
List.

After all, what you are most grateful for
matters most.

 

How you spend your thoughts
How are you spending your precious, powerful thoughts? Are you spending them on the things you desire or on the things you detest?
 
Would you waste your money buying things you didn’t even want? It makes no more sense to waste your thoughts on those things you don’t want.
 
Your life unfolds in accordance with your most pervasive thoughts. Your actions, and the results they bring, flow directly from what you think from moment to moment.
 
Can you create and nourish a rich and detailed vision of yourself living the life you wish to live? Yes, of course you can.
 
Allow yourself to fashion that vision, to nourish it, to expand upon it with your thoughts, and by so doing, to truly live it. The more you focus your thoughts on what you do desire, the more surely you bring those desires to life.
 
Make positive and meaningful use of the awesome power of your thoughts. Where your thoughts most frequently go, your life will surely and quickly follow.
 Ralph Marston



 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:
Dizzyrizzy2U@aol.com
GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2011
" Morning Coffee" all rights reserved.

 

Monday, August 15, 2011

What Your Emotions are Trying So Hard to Tell You

 
What Your Emotions are Trying So Hard to Tell You
by Jane Powell

“Your emotions are your messengers.”
To be true to yourself and to those around you, it’s a must to learn to manage your emotions. It is a critical step toward living a happy, successful, and fulfilled life. This doesn’t mean that you control them by ignoring them or repressing them, it simply means listening to them. What are they telling you?
When you let your emotions control you, you miss the message that they carry. When you ignore them for fear of what they might cause you to do or feel, they simply return as anger later.
Observe your self-talk as your emotions peak and fall. Tune in and identify any judgments you might have about the way you feel. These thoughts translate into what you believe to be true about yourself. They can be accurate or untrue and damaging. You decide if change is in order.



 

If you want to get yourself to do it, get yourself to love
Doing it. Whatever you love to do, you’re always eager to
Do.
But how do you find the way to love doing something that may
Not seem so lovely? Make yourself fully aware of the reasons
Why you do it.
Even with the most unpleasant job, there’s a positive reason
Somewhere within you why you have chosen to do it.
Understand and appreciate that reason, and you’ll have
Something to genuinely love about the job.
In some way, everything you do is connected to what you
Greatly value. Otherwise, you simply would not do it.
Instead of resenting what you must do, rejoice about what
You can do to make a meaningful difference. Instead of being
Ashamed of yourself for avoiding the task, be delighted with
Yourself for getting out in front of it and getting it done.
If you do what you love, you’ll soon become successful. When
You truly love what you do, success is already yours.



 

Total acceptance
It is through total acceptance of what is, that you gain total control of what can be. By allowing life to come to you, you empower your purpose to radiate out from you.
You cannot successfully fight against what is. For the moment you choose to fight, you’re fighting against a past that cannot be changed.
Accept the energy that comes to you in this now moment, whatever flavor that energy may be. Apply that energy to create a beautiful future filled with joy and positive purpose.
Embrace each circumstance as it comes into your awareness. By doing so you will gain access to its positive possibilities.
Live from a place of deep-seated peace. Instead of jumping into a reaction at every turn of events, exude a consistent, confident purpose.
Lovingly accept every bit of life as it comes your way. And you will always find much to truly love.
 Ralph Marston



 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:
Dizzyrizzy2U@aol.com
GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2011
" Morning Coffee" all rights reserved.

Thursday, August 11, 2011

Sebelum Nikah, Siap-siap Dulu

 

Dalam tugas apa pun, persiapan yang baik dan matang menjadi kunci keberhasilan. Hal itu juga yang terjadi dengan pernikahan. “Persiapan” menjadi kata kunci agar nantinya pernikahan bisa dijalankan dengan baik. Apakah itu sebelum, ketika dan sesudah ijab kabul.

Kira-kira apa saja sih yang harus dipersiapkan seorang calon suami dan istri? Yuk, kita tengok apa saja target persiapannya.

Pertama, persiapan untuk menjadi seorang pemimpin (khusus untuk calon suami). Allah SWT telah menegaskan bagi seorang laki-laki menjadi pemimpin dalam rumah tangga (QS An-Nisaa’: 34).

Tugas sebagai seorang pemimpin ini tidak berarti seorang suami lebih tinggi dari yang dipimpin (istri). Jabatan hanya sekadar pembagian tugas, dengan beban tanggungjawab yang lebih besar. Seorang suami bertanggung jawab penuh untuk menafkahi dan membimbing istri serta anak-anaknya agar selamat dunia dan akhirat.

Kedua, persiapan ilmu, khususnya ilmu agama. Sebagai seorang suami harus bisa mendidik istrinya. Seorang suami yang kurang ilmu, biasanya hanya bisa mengarang saja. Orang yang ngarang biasanya cenderung bersikap emosional, dan mudah marah.

Pengetahuan agama yang dimiliki tidaklah harus sempurna sekali. Setidaknya mengetahui mana yang wajib, sunnah, dan mana yang makruh. Ditambah ilmu-ilmu lainnya, seperti psikologi, kesehatan, manajemen keuangan, dan lainnya (jika diperlukan). Walau tidak mendalam, setidaknya kita tahu sehingga memiliki pegangan.

Ketiga, persiapan mental. Dalam rumahtangga pasti akan ditemukan banyak masalah yang akan menghampirinya pasangan suami-istri. Agar kita mampu mengelola masalah secara cerdas dibutuhkan kekuatan mental (ruhani) serta kelapangan hati suami-istri.

Orang yang lemah mental dan imannya, cenderung goyah ketika dihadapkan pada sebuah masalah. Tanpa kesiapan mental dan ruhani, masalah kecil bisa menjadi besar, masalah sederhana bisa menjadi rumit.

Keempat, persiapan finansial atau keuangan. Membangun rumahtangga tidak cukup sekadar kata CINTA dan cita-cita ideal. Yakin bahwa Allah Maha Kaya memang penting. Namun keyakinan tersebut harus disempurnakan dengan ikhtiar yang sempurna.

Dan masih banyak lagi persiapan yang bisa (calon suami-istri) siapkan. Selagi masih ada waktu, maka persiapkan segalanya dengan matang, banyak belajar, perkuat ibadah, perbanyak doa, termasuk mempersiapkan mental dan finansial. Semoga pernikahannya diberkahi Allah SWT. Amin.

Oleh : Cecep Y Pramana
www.dakwatuna.com



Utamakan Penilaian Allah

 

Salah satu yang membuat kita jadi munafik adalah ketika berkumpul dengan orang-orang. Kita lebih sibuk mengatur kata dan sikap supaya terlihat baik dalam pandangan mereka. Padahal, yang paling penting adalah mengatur hati supaya diterima Allah (dirihai-Nya).
Penilaian orang terhadap kita sama sekali tidaklah penting. Yang penting penilaian Allah. Dipuji orang jika Allah tidak ridha, hanya rugi yang didapat. Sebaliknya, dicaci orang tapi Allah ridha, maka kita termasuk beruntung.
Ketika sedang sendiri, sadari bahwa Allah Maha Tahu isi hati. Sebelah kiri dan kanan ada malaikat yang siap mencatat segala amalan. Ketika berjalan, kita cenderung mengatur gerak supaya kelihatan bagus, kelihatan gagah di mata manusia. Seharusnya, kita sibuk bertanya pada hati kita. Ada ujub atau tidak, ada riya atau tidak. Bagus berjalan tegap, tapi kalau niatnya supaya terlihat gagah, tidak ada untungnya.
Jika kita berjumpa dengan orang, dan hendak berbicara, tanya terlebih dahulu hati kita. Apakah bicaranya ini karena riya atau pamer? Apakah perlu kita bicara? Apakah pembicaraan ini sedang mengangkat diri atau menjatuhkan orang? Misalnya sedang mengajar, periksa terlebih dahulu hati kita. Apa ingin dilihat sebagai guru yang pintar atau hebat. Kalau kita selalu berusaha mengawasi hati, maka akan terlahir ketulusan. Allah akan menggunakan lisan dan sikap kita menjadi bertenaga. Mungkin sederhana tapi ada tenaganya.
Kalau kita duduk dan ada orang disamping kita, jangan berbuat sopan hanya untuk dilihat dan dinilai baik. Berbuat sopanlah karena amalan tersebut memang disukai Allah. Kalau kita terus sibuk memeriksa hati, maka hati nurani akan bicara. Kalau bertanya ke hati, pasti hati menjawab.

Orang yang kenal Allah, akan lebih menikmati saat-saat kesendiriannya. Tidak ada rekayasa sikap, ucapan, bahkan perasaan untuk dipuji orang. Allah Maha Dekat, Maha Melihat, dan Maha Tahu segala isi hati dan perbuatan kita. Tanyalah para kekasih Allah, pasti mereka senang menyendiri. Keluarnya untuk manfaat. Keluar dalam tugas atau pekerjaan. Bukan untuk menyenangkan dirinya. Wallahu’alam bishawab.

Penulis : Aa Gym

sumber : cyberMQ.com

Build Rock Solid Self-Esteem & Confidence

 

Build Rock Solid Self-Esteem & Confidence
by Jane Powell
“Refuse to remain in your comfort zone.”
Your comfort zone feels safe, familiar and relaxing. The problem is, if you’re spending too much time there you may not be growing and evolving as a woman.
It takes a tremendous amount of bravery to do what is unfamiliar and  uncomfortable. The good news is, the payoff is worth it. Your self esteem rises and your self confidence becomes unyielding.
Challenge yourself this week. Put yourself in an uncomfortable situation on purpose. How about volunteering for a project that you would normally shy away from? Strike up a conversation with a stranger or sign up for a class to learn something new.
Whatever step you take, expect to be uncomfortable but know in your heart that you’re doing wonders for your well-being.

    

What You See Is What You Get
When You Worry.
When Life Pushes You Down
When life pushes you down, push back!
That’s what you’re here for.
 You’re capable, you’re creative, you’re full of life and energy.
You have what it takes to move yourself forward around any obstacle
. Don’t let anything stop you.

Take strength from meeting the challenges,
And move ahead. The struggles you face are just what you need to fulfill your potential for greatness.
A year from now, when you look back at today, you’ll see that the problem you’re so concerned with right now, was another valuable lesson waiting to be learned.
~~unknown
 



 

Filled with opportunities
What if the things you thought would hold you back actually were to provide you with new ways to move forward? What if within your greatest annoyances you could find your greatest effectiveness?
Instead of fighting against the perceived obstacles, take a closer look at them. Somewhere within each obstacle is a pathway for moving forward.
Consider that it’s not the obstacle itself that’s stopping you. What’s stopping you is your assumption that you can be stopped.
Yet you can change that assumption. You can choose to find a successful way through the situation, whatever it may be.
The various challenges that come your way can be quite intimidating. Yet when you let go of the intimidation, you’ll see that those very same challenges are filled with opportunities.
Embrace those obstacles, embrace those challenges. For they are essential components of your eventual achievement.
Ralph Marston


 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:
Dizzyrizzy2U@aol.com
GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2011
" Morning Coffee" all rights reserved.
 

Tuesday, August 9, 2011

Karenanya Kau Di Pilih

 

Begitu banyakkah wanita yang belum menemukan jodohnya? Sungguh suatu fenomena yang memprihatinkan. Bukankah pernikahan merupakan kebutuhan mendasar? Semua orang menginginkan dan merindukan. Lepas dari jumlah perempuan yang semakin membengkak, tentu tak luput dari faktor kriteria pilihan.Tidak bisa dipungkiri lelaki biasanya memasang setumpuk kriteria calon istrinya, begitupun dengan wanita punya segudang syarat untuk calon suaminya. Tidak jarang saking ketat dan tingginya kriteria mengakibatkan jodoh sebatas angan-angan.

Kembang, sebut saja begitu, usia sudah merayap pada angka 40-an tahun. Berkali-kali proses pernikahannya gagal. Cantik memang tidak dimilikinya, tinggi juga kurang, kekayaan pun tidak  bisa diharapkan, parahnya lagi dia juga bukan tipe wanita yang rajin mengkaji ilmu agama dan akhlak. Hari-harinya dilalui dengan penuh tanda tanya, kapankah suami akan diperolehnya?

SIAPA MENOLAK SALIHAH?
Berkaca dari kasus ini sudah semestinya kalau kaum muslimah menggali potensi untuk meningkatkan kualitas diri. Cantik dan tidak memang sudah dari sananya, demikian juga dengan kecerdasan, tingkat sosial, dan semacamnya. Ada yang bisa dikembangkan sehingga menjadi muslimah berkualitas. Perhatian kepada ilmu agama disertai tentunya dengan penempaan diri sehingga menghasilkan akhlak yang mulia. Tiada pilihan kecuali menjadi wanita yang salihah.

Cantik, yang biasanya dijadikan patokan utama oleh kebanyakan orang, tanpa disertai sifat kesalihatan bisa berbahaya. Pintar juga akan merepotkan bila tidak dikawal oleh akhlak yang baik, bisa menjadi wanita yang panjang lidah, tidak sopan dan beradab, atau selalu menjadi pembangkang. Begitu juga yang berharta, tanpa bimbingan agama, kekayaannya sering tidak membawa manfaat, bahkan sebaliknya menjadi bencana. Status sosial yang tidak dibarengi kualitas agama yang baik hanya akan memunculkan sifat keangkuhan.

Berbeda dengan wanita salihat; tanpa kecantikan, kekayaan, kepintaran  dan status sosial akan tetap mendatangkan kebaikan. Lebih-lebih bila disertai oleh satu atau lebih sifat yang empat itu, tentu akan menjadi

primadona. Siapa yang tidak ingin menikah dengan wanita kaya, cantik, pintar dan terpandang, salihat lagi !?

INILAH WANITA PILIHAN


Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi tuntunan dalam memilih wanita yang akan dijadikan sebagai istri. Bukan sekedar memilih yang pintar, tapi pria mesti pintar memilih dan wanita pun harus berlaku pintar agar menjadi sosok pilihan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan beberapa sifat seorang wanita salihah, pendek tapi cukup untuk menjadi pedoman bagi muslimah.


“Apakah kalian mau saya beritahu tentang simpanan seseorang yang yang paling berharga? Yaitu wanita salihah yang (suaminya) menjadi bahagia bila memandangnya, bila diperintah segera dipenuhi, dan bila suaminya tidak ada dia menjaga kehormatannya.” (riwayat Ahmad)

Inilah yang akan menjadikan seorang wanita sebagai pilihan, simpanan nan berharga:

1. Taat


Seorang gadis yang terbiasa taat pada orang tua, akan mudah taat pada suami ketika sudah menikah nanti. Selama perintah suaminya adalah ma’ruf (tidak menyelisihi syariat) dia segera melaksanakannya. Bila perintah tersebut tidak berkenan, akan dicarinya waktu yang tepat untuk meyakinkan suami agar mengurungkan perintahnya tanpa dibarengi bantahan, penentangan, atau pemaksaan kehendak.


2. Enak Dipandang


Tidak harus cantik. Dengan mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya seorang wanita akan membuat senang suami yang memandangnya. Dia akan mampu membuat suaminya merasa nyaman, tenang dan puas. Rasa lelah yang dirasakan suami setelah bekerja seharian sirna oleh sambutan sang istri. Dengan begitu suami tidak akan berbuat yang tidak-tidak ketika di luar rumah. Hal ini akan mudah dilakukan oleh wanita yang
terbiasa bersikap manis dan murah senyum kepada orang tuanya.

3. Cinta dan Pasrah


Seorang pria tentu berharap mendapat seorang istri yang mampu mencintai sepenuh hati dan bersikap pasrah. Wanita yang dalam berbuat dan bertingkah laku selalu berupaya menyenangkan suami dan menjauhi hal-hal yang mendatangkan kebenciannya. Kalau suami, saat di rumah, tidak mendapatkan istri yang bersikap manis, penuh kasih, bersih, senantiasa tersenyum memikat, perkataan indah, penuh cinta nan suci, akhlak islami serta sentuhan tangan yang penuh kasih sayang, maka di mana lagi dia bisa mendapatkannya?


4. Suka Membantu


Wanita salihah adalah yang selalu mengajak suaminya pada kebaikan agama dan dunianya. Bukannya memberatkan, namun justru mengingatkan suami untuk selalu berlaku taat pada Allah subhanahu wa ta’ala, serta memberikan saran dan pendapat demi kemajuan usaha sang suami.


Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu ‘anha, istri pertama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sekaligus ibu kita semua, merupakan teladan wanita pilihan. Beliau sumbangkan harta dan perhatiannya untuk perjuangan Rasulullah, menyantuni kerabat dan selalu menyambung silaturahmi. Akankah Anda mewarisi sifat dan perilakunya? Kalau ya, karenanyalah engkau dipilih!


Sumber : Majalah NIKAH Vol.3. No.12, Maret 2005

=====================
Original post from a mailing list

Monday, August 8, 2011

Become Strong, Confident and Strong

 

Become Strong, Confident and Strong

by Jane Powell
 “A life consistent with your values makes you secure, confident and strong.”
What do you believe in? What do you stand for? In other words what are your values?
Values lie at the very heart of all you do as a woman, because values create the core of your personality and character. Only when your values are clear and you honor them, can you experience consistent self-confidence and self esteem.
Think about what’s important to you. Ask yourself, “What do I value?” “To what do I aspire?” and even “What do I despise?” Honest answers to these questions make you secure, confident and strong.
Do you live a life consistent with your values? If not, make changes until you can answer, “Yes!


 

May you find serenity and tranquility in a world you may not always understand.
May the pain you have known
And the conflict you have experienced
Give you the strength to walk through life
Facing each new situation
With optimism and courage.
Always know that there are those
Whose love and understanding
Will always be there
Even when you feel most alone.
May you discover enough goodness in others
To believe in a world of peace.
May a kind word, a reassuring touch,
A warm smile, be yours every day of your life,
And may you give these gifts as well as receive them.
Remember the sunshine when the storm seems unending.
Teach love to those who know hate,
And let that love embrace you as you go into the world.
May the teaching of those you admire
Become part of you,
So that you may call upon them.
Remember, those whose lives you have touched
And who have touched yours are always a part of you,
Even if the encounters were less
Than you would have wished.
May you not become too concerned
With material matters, but instead place
Immeasurable value on the goodness in your heart.
Find time in each day to see the beauty
And love in the world around you.
Realize that each person has limitless abilities,
But each of us is different in our own way.
What you may feel you lack in one regard
May be more than compensated for in another.
What you feel you lack in the present
May become one of your strengths in the future.
May you see your future
As one filled with promise and possibility.
Learn to view everything
As a worthwhile experience.
May you find enough inner strength
To determine your own worth by yourself,
And not be dependent on another's judgements
Of your accomplishments.
May you always feel loved.

~Sandra Sturtz Hauss


 

Objective advice
If you were someone else, what advice would you give yourself? If you could step back from being you, and look objectively at what you’re doing and how you’re living, what changes would you recommend?
It’s easy to imagine the straightforward advice you’d give to someone else, because you don’t have to follow that advice. Now imagine applying that same level of honesty and objectivity to your own situation.
Remember that you are not your problems, as intimate as those difficulties may feel. You do indeed have the ability to step back and to see clearly what you must do.
You have it within you to rise above every difficulty. You are absolutely capable of knowing and doing what will bring true fulfillment.
Take an honest, loving look at where you are. See the very real and positive possibilities available to you.
Rise above the limitations you’ve been imposing on yourself. Live your true values and fulfill the best that you know is within you.
Ralph Marston

 

 " Morning Coffee"
Created, and maintained by:
Dizzyrizzy2U@aol.com
GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2011
" Morning Coffee" all rights reserved.


Jilbab Hati

 

Saya lebih suka ketika orang berkata "saya tahu jilbab itu suatu keharusan tetapi saat ini saya belum bisa mengenakannya" drpd orang yg berkata "Yg penting hatinya dulu yg berjilbab ketimbang fisiknya berjilbab tapi hatinya kotor!!"

Ungkapan pertama menandakan orang yg tahu kelemahan dirinya dan berharap suatu saat akan berubah mjd lebih baik, sdgkan ungkapan yg kedua adlh suatu "PEMBENARAN" yg diadakan utk menutupi sebuah kelemahan dan sering kali org yg seperti ini pd akhirnya tdk pernah mengenakan jilbab sama sekali, krn dia merasa tdk ada yg salah dgn dirinya.

"Yg saya ketahui dari agama Islam adlh, kepribadian yg luhur itu jg ditentukan dari brain (otak) dan behavior (prilaku), artinya, saya tdk harus memakai jilbab, tapi saya tetap harus menunjukkan kepribadian luhur di dlm Islam tsbt, jadi yg saya jilbabi adla hati dan kepribadian saya,” papar Qory yg saat itu dijumpai Waspada Online dlm jumpa pers pemilihan Puteri Indonesia 2008 di hotel Nikko, Jakarta (30/9). 

"Alhamdullilah, saya tdk sangka, saya membuka jilbab saya, ternyata ini justru bisa membuat saya tetap berdiri di sini," tuturnya.

"Saya tidak memakai jilbab bukan berarti saya membenci jilbab. Pada aslinya saya memang tdk memakai jilbab, saya tak ingin ada kontroversi, saya hanya ingin dukungan masyarakat utk mengharumkan nama Indonesia hingga ke tingkat internasional," tegasnya.

AL-KISAH.. Ada seorang wanita yg dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya. Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan mjwb, "Insyaallah. Yg penting hati dulu yg berjilbab. " Sudah byk org yg menanyakannya maupun menasehatinya. Tapi jwbnnya tetap sama.

Hingga suatu malam...
Ia bermimpi sedang di sebuah taman yg sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran . Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yg sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas di pinngir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ia tidak sendiri. Ada bbrp wanita disitu yg terlihat juga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yg sangat lembut.

"Assalamualaikum, saudariku."
"Waalaikumsalam.. Selamat datang, saudariku."
"Terima kasih. Apakah ini surga?"
Wanita itu tersenyum, "Tentu saja bukan, saudariku. ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga."
"Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika t4 menunggunya saja sudah seindah ini."
Wanita itu tersenyum lagi, "Amalan apa yg bisa membuatmu kemari, saudariku? "
"Aku selalu menjaga waktu sholat dan aku menambahnya dgn ibadah sunnah." "Alhamdulillah.."
Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yg sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat bbrp wanita yg berada di taman mulai memasukinya satu persatu. 
"Ayo, kita ikuti mereka" kata wanita itu sambil setengah berlari.
"Apa di balik pintu itu?" katanya sambil mengikuti wanita itu.
"Tentu saja surga, saudariku" larinya semakin cepat.
"Tunggu.. tunggu aku.." ia berlari namun tetap tertinggal.
Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak, "Amalan apa yg telah kau lakukan hingga kau begitu ringan?"
"Sama denganmu, saudariku" jwb wanita itu sambil tersenyum.
Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya , ia berteriak pada wanita itu, "Amalan apalagi yg kau lakukan yg tidak kulakukan? "
Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata, "Apakah kau tak memperhatikan dirimu apa yg membedakan dgn diriku?"
Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.
"Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke surgaNya tanpa jilbab menutup auratmu?"
Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata, "Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Maka kau tak akan pernah mendapatkan surga ini utk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati."

Ia tertegun.. lalu terbangun. . beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan sholat malam. Menangis dan menyesali perkataannya dulu.. berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.

By : Mata Dunia

Thursday, August 4, 2011

What Your Friends Say About You

 

What Your Friends Say About You
by Jane Powell
“Our friendships mirror ourselves.”
 
You can’t choose your family, but you can choose your friends. So, how helpful are your friends to self-growth?
Are they supportive, encouraging you to strive and achieve? Do they provide a sanctuary of love and warmth when the world becomes cold and bitter? Do you love them with all your heart and is that love reciprocated?
 
Or, are your “friends” not really friends at all? Is there a tinge of jealousy when you succeed? In hard times are they unavailable, only to reappear once the crisis is past? Do they spend their time with you talking in negative ways about others?
 
If your friendship experience is the former, then you are indeed blessed. If it is the latter, now is the time to take stock of the negativity that you are allowing into your life.
 
Release your relationships with negative, draining people. Choose friends wisely and you’re life with be filled with love.

 
If you think you are beaten, you are;
If you think you dare not, you don’t;
If you want to win but think you can’t,
It’s almost a cinch you won’t.
 
If you think you’ll lose, you’re lost;
For out of the world we find
Success begins with a fellow’s will;
It’s all in a state of mind.
 
Life’s battles don’t always go
To the stronger and faster man,
But sooner or later the man who wins
It the man who thinks he can.
 
–Unknown


 
Give a little more
In every situation there is the opportunity to give a little bit more. By doing so, you can vastly improve the value created in that situation.
 
If you’ve already invested time and effort in something, consider giving just a little bit more. Add to the momentum that’s already there.
 
If you’re already making the effort, giving a little bit more gives even more value to the effort you’ve already made. It creates greater value from the combined effort.
 
There are plenty of opportunities to give a little bit more. By doing so, you can easily distinguish yourself and set yourself apart from the crowd.
 
Make the most of the momentum you’ve already established by extending the momentum as long as you can. Once you’re on a roll, give a little more, and keep your efforts rolling strong.
 
Ralph Marston


 
" Morning Coffee"
Created, and maintained by:
Dizzyrizzy2U@aol.com
GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2011
" Morning Coffee" all rights reserved




Jadilah Seperti Lebah

 


Oleh: Tim dakwatuna.com


Rasulullah saw. bersabda,

“Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).” (Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar)

Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apa pun yang dia emban akan selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah saw., Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.”

Kehidupan ini agar menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera membutuhkan manusia-manusia seperti itu. Menjadi apa pun, ia akan menjadi yang terbaik; apa pun peran dan fungsinya maka segala yang ia lakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera.

Nah, sifat-sifat yang baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah swt. seperti yang Dia firmankan, 
“Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl: 68-69)

Sekarang, bandingkanlah apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, seperti berikut ini:

Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih. 
Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang terakhir amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar.
Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman:

“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 168)
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A’raf: 157)
Karenanya, jika ia mendapatkan amanah dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah merupakan khabaits (kebusukan). 
Mengeluarkan yang bersih.

Siapa yang tidak kenal madu lebah. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk kesehatan: liurnya!

Seorang mukmin adalah orang yang produktif dengan kebajikan. 
“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77)

Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayatdi atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat “rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu” (irka’u, wasjudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya. Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya tidak menyengsarakan orang lain melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk sebesar-besar kemanfaat manusia.

Tidak pernah merusak
Seperti yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apa pun: baik material maupun nonmaterial. Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat. Dia melakukan perbaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu. Jika kerusakan terjadi akibat korupsi, ia memberantasnya dengan menjauhi perilaku buruk itu dan mengajukan koruptor ke pengadilan.


Bekerja keras

Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras? “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)  yang lain.” (Alam Nasyrah: 7)

Kerja keras dan semangat pantang kendur itu lebih dituntut lagi dalam upaya menegakkan keadilan. Karena, meskipun memang banyak yang cinta keadilan, namun kebanyakan manusia –kecuali yang mendapat rahmat Allah– tidak suka jika dirinya “dirugikan” dalam upaya penegakkan keadilan. 
Bekerja secara jama’i dan tunduk pada satu pimpinan

Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman.

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff: 4)
Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu

Lebah tidak pernah memulai menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jika ada, tidak lari.
Itulah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah: An-Nahl.

Allahu a’lam.

===
Dedicated to my beloved friends @komunitas_lebah ... "Bersama Berbagi Peduli"
Upcoming event : Edufasting 1432 H "DREAM BIG", 20-21 August 2011. 
Open for donation, kindly contact me by mention on Twitter @ochiemochie or email : funkeeblue@yahoo.com