Wednesday, September 5, 2012

Teruntuk Saudariku yang Tak Kunjung Menikah

 

Wahai saudariku yang dimuliakan. Engkaulah permata di dasar lautan yang tak terjamah dan tidak akan pernah berkurang nilainya.

Teruntuk saudariku yang tak kunjung menikah. Yang senantiasa ditemani rasa gundah dan gelisah. Hati yang tersampul rasa sedih hingga putus asa mengalir deras dalam jiwanya. Semua ini hanya karena belum mendapatkan rizki sebuah pernikahan.

Lembutkan hatimu wahai saudariku. Sungguh pernikahan itu bukan suatu kewajiban yang akan merobohkan agamamu apabila engkau tidak melaksanakannya. Melainkan ia sunnatullah bagi makhlukNya. Ia tuliskan kepada yang Ia kehendaki, Ia berikan pula kepada orang yang Ia kehendaki dan tidak ada yang mampu merubah ketentuanNya. Berapa banyak seorang ulama dalam sejarah Islam dengan segala keilmuannya yang telah memberikan banyak manfaat dari pemikiran dan kitab-kitabnya namun tidak diberikan rizki sebuah pernikahan. Tapi justru dengan ini nama mereka menjadi mulia dengan mewariskan sebuah harta pemikiran yang sangat berharga, lebih berharga dari emas dan batu mulia.

Saudariku yang dimuliakan. Kenapa engkau selalu merasa kecewa atau kesal dengan orang lain? Kenapa selalu bersedih dan putus asa bila bersama mereka hanya karena belum juga diberikan rizki sebuah pernikahan? Ini hanya akan membuatmu merasa berat dari ketentuan Allah swt. Wahai saudariku yang dimuliakan. Engkau tidak tahu, bahwa sebenarnya kondisimu yang masih juga melajang adalah sebuah kasih sayang dari Tuhanmu. Maka bersyukurlah atas segalanya dan janganlah engkau bersedih dan merasa kecewa. Karena sesungguhnya itu bukan perasaan yang sempurna bagimu. Perasaan seperti itu hanya akan mengurangi keimanan dan kemuliaanmu bahkan bisa melepaskan dari aqidahmu.
Wahai saudariku, kemarilah! Akan aku beritahu bagaimana agar lajangmu menjadi sebuah rahmat dan kasih sayang Tuhanmu.

Bila memang engkau seorang wanita yang ahli agama, sungguh itu adalah sebuah nikmat Allah swt yang telah ia berikan kepadamu. Berapa banyak gadis yang dahulu sama sepertimu, shalihah dan taat beragama. Namun ketika ia menikah, ia terlena bersama suaminya dan menjauh dari agamanya kemudian hancurlah dunia dan akhiratnya. Ini benar-benar terjadi dan nyata. Gadis yang terbina dalam keluarga yang taat lantas setelah menikah dan hidup bersama suaminya didapati tetangganya selalu mengeluhkan kondisinya dan suaminya karena seringnya terganggu suara bising nyanyian dari rumahnya. “Ini nasihat khusus bagi seorang perempuan yang hendak menikah untuk bertanya tentang seorang laki-laki sebelum menikah dengannya”.

Sekarang wahai saudariku, bukankah Allah swt begitu lembut terhadapmu. Engkau seperti halnya gadis yang meminta dikaruniakan seorang suami yang shalih. Maka bersyukurlah kepada Allah swt yang telah memberikan keutamaan terhadapmu. Terhadap kondisimu saat ini yang mengandung sejuta hikmah yang engkau tidak ketahui. Semoga dengannya mampu menghapus dosa-dosamu.

Tidak dipungkiri. Ada sesuatu yang sangat penting kenapa seorang gadis mendambakan sebuah pernikahan. Yakni melahirkan seorang anak dan merasakan diri sebagai seorang ibu. Sekarang mari kita coba renungkan wahai saudariku. Coba lihat di sekitarmu dan perhatikan seseorang yang telah dikaruniai sebuah pernikahan namun tak kunjung juga mendapatkan keturunan. Bayangkan dan renungkan bagaimana kondisi dan perasaannya. Sungguh demi Allah swt. Wahai saudariku. Ia berada dalam rasa rindu yang sangat pilu. Karena ia diharamkan dari sesuatu yang sangat penting dalam kehidupannya. Sesuatu yang selayaknya didapatkan oleh semua kaum perempuan. Rasa sedih sudah pasti memenuhi ruang di jiwanya. Semoga Allah swt merahmati dan melapangkan mereka yang tak kunjung diberikan keturunan dan segera dikaruniai keturunan yang shalih dan shalihah. Amin

Wahai saudariku, bukankah kondisimu lebih baik dari kondisi mereka yang tak kunjung memiliki keturunan? Sungguh sebetulnya engkau tidak merasakan rasa sedih yang sangat luar biasa seperti yang dirasakan mereka. Mereka bukan hanya tidak bisa merasakan diri sebagai seorang ibu tapi juga tidak bisa merasakan diri sebagai seorang istri yang memberikan kepada suaminya sifat seorang ayah.
Engkau masih memiliki anak-anak dari saudaramu dan kerabat-kerabatmu. Maka berikanlah perhatianmu kepada mereka. Ajarkan kepada mereka sebuah akhlaq yang baik dan sebuah ketaatan terhadap Allah swt. Di sana ada kesempatan bagimu bagaimana menjadi seorang ibu dan bagaimana menjadi seorang pentarbiyah generasi yang baik.

Saudariku yang dimuliakan. Jika memang engkau merasa usiamu telah terlampau senja. Maka jangan jadikan usiamu terbakar sia-sia termakan waktu. Bagaikan debu yang berhamburan, bagaikan ranting kayu kering yang terbakar. Jadikan ia meski terbakar bagaikan lilin yang menyinari jalan, memancarkan cahaya bagi orang lain. Dan berharaplah hanya karena mencari ridha Allah swt semata. Dan jika engkau mendambakan mawaddah dan rohmah dalam sebuah pernikahan. Maka bukan sebuah rahasia lagi jika ada banyak wanita yang menderita dan terasing dalam kehidupannya bersama pasangannya sebab gagal dan tidak mengindahkan syariat-syariat Allah swt. Akhirnya pernikahan bagi mereka hanya sebuah bencana dalam hidupnya. Maka bersyukurlah wahai saudariku karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi padamu setelah melangsungkan pernikahan kelak.

Saudariku. Jangan jadikan seluruh pikiranmu hanya terpaku dalam sebuah pernikahan. Itu hanya akan membuat usiamu terasa cepat berlalu dan terasa sepi. Palingkan pikiranmu untuk hal lain yang baik bagimu dan bertawakal lah kepada yang menciptamu jadikan yang terpenting dalam hidupmu menggapai ridha Allah swt dan memahami agamanya. Jika tidak, sia-sialah apa yang akan berlalu. Mohonlah kepada Allah swt dan hanya berharap kepadaNya maka engkau akan merasakan ketenangan dalam jiwamu karena engkau telah benar-benar bertawakal kepadaNya

Saudariku. Tak usah engkau pedulikan pandangan orang lain terhadapmu. Lajang bukan hanya engkau yang mengalami bahkan para lelaki dan wanita melajang lalu menikah di usianya yang terlampau senja. Sungguh ada banyak hikmah di sana. Ada kesiapan yang matang dan benar-benar mengetahui nilai sebuah pernikahan. Menjadikan motivasi dan kekuatan dalam hidup untuk menjalani seluruh kewajiban dalam rangka mengharap Allah swt semata. Maha suci Allah swt yang telah memberikan rizki kepada seluruh makhlukNya. Ada yang dikaruniai sebuah pernikahan di usia yang senja dan mereka hidup bahagia. Panjangnya sebuah usia pernikahan bukanlah sebuah takaran hidup bahagia melainkan adanya sebuah kebahagiaan yang sejati di dalamnya.

Saudariku. Jadikan kata “lajang” sebagai simbol kemuliaanmu. Jangan jadikan kata “lajang” sebuah pisau beracun yang menusuk hatimu dengan tanganmu sendiri.
Dan jika orang lain telah menemukan dan merasakan keagungan pribadimu serta Keberhasilanmu. Kelak semua orang akan segan dan malu untuk hanya menyandangkan kata “lajang” untukmu. Dan kalaupun itu terjadi, tidak akan mampu menggoyahkan rasa percaya dirimu terhadap pribadimu dan terhadap Tuhanmu yang menciptakanmu dan membentuk penglihatan dan pendengaranmu. Inilah sebuah kenikmatan yang diberikan kepadamu dan apa yang telah diberikan kepadamu sesungguhnya baik untukmu.

Wahai saudariku yang dimuliakan. Berapapun usiamu kini. Tiga puluh, empat puluh, atau lebih. Tahukah engkau ibaratkan apa dirimu? Engkau ibarat mutiara yang teramat berharga yang berada jauh di dasar lautan. Tak ada seorang pun yang melihatnya. Ia tetap terjaga di dalam kerangnya. Kalaupun belum juga ada yang meraihnya, aku katakan padamu; hanya karena belum datang seorang pemburu atau penyelam lautan yang tepat dan mengetahui bagaimana cara meraih mutiara yang teramat berharga itu. Lalu, apakah mutiara yang belum juga seorang pun mampu meraihnya, apakah ia karena tidak bernilai?? Tidak. Sungguh tidak demikian.

Wahai saudariku. Berbahagialah dan tunjukkan dirimu terhadap orang lain. Angkat kepalamu tinggi-tinggi bukan karena manusia melainkan karena Tuhan manusia. Dan penuhilah hatimu dengan rasa kemuliaan dan ridha dengan ketentuan Allah swt. Jadikan hari ini awal dari hakikat kehidupanmu. Hadapkan wajahmu hanya kepada Allah swt. Berdoalah kepadanya agar ia memeliharamu untuk senantiasa mengingatNya, bersyukur dan melaksanakan sebaik-baiknya ibadah kepadaNya. Agar Ia senantiasa memudahkan segala urusanmu meneguhkan urusan agamamu dan menjadikanmu cahaya bagi orang-orang di sekitarmu. Perbanyaklah berdoa kepada Allah swt siang dan malam.

Saudariku yang dimuliakan. Jangan karenanya engkau bersedih. Ingatlah bahwa dirimu mutiara yang sangat berharga pada tempat yang terjaga.
Semoga Allah swt memberikan taufiq kepada seluruh generasi muda Islam untuk kebaikan dunia dan akhiratnya.

Sumber: 


Monday, July 2, 2012

Calon Pendamping Surga

 

“Bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju ridha-Nya, bersabarlah dengan keistiqamahan. Demi Allah dia tidak datang karena kecantikan, ketampanan, kepintaran ataupun kekayaanmu. Akan tetapi Allahlah yang akan menggerakkan hatinya. Janganlah tergesa-gesa untuk mengekspresikan cinta kepada dia sebelum Allah mengizinkan. Belum tentu yang kau cintai adalah yang terbaik untukmu. Siapakah yang lebih mengetahui selain Allah? Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap hati rapat-rapat. Allah akan menjawab dengan lebih indah, pada saat yang tepat.”

Begitulah kira-kira sebuah sms dari seorang teman, yang ia kirimkan beberapa tahun silam. Ketika awal-awal menerima sms itu, hampir setiap hari lebih dari lima kali aku membacanya. Aku anggap itu adalah obat yang akan menjadi penawar bagi kegelisahan hatiku, penyakit yang membuat konsentrasi belajarku berkurang dan yang membuat malam-malamku terasa panjang. Ya apalagi kalau bukan “cinta”. Siapa sih di dunia ini yang tidak pernah jatuh cinta. Cinta adalah sebuah siksaan yang mengasyikkan. Aura sebuah chemistry selalu datang menyinggahi hati kita tanpa bisa kita menafikkannya. Ia datang dengan sayup-sayup, secara diam-diam dan akhirnya menyusup jauh ke dalam lubuk hati kita. Cinta dapat meninggikan derajat manusia melebihi derajat para malaikat. Namun tak jarang cinta justru menjerumuskan manusia, hingga ia jatuh dalam derajat yang lebih rendah dari pada binatang.

Ibnu Qoyyim al-Jauziah mengajarkan kepada kita tentang kaidah cinta yang sebenarnya. “Sebab adalah nyawa bagi cinta, sebab sembarangan hanya akan menumbuhkan cinta yang sembarangan. Cinta yang abadi memerlukan sebab yang abadi pula. Adalah dusta jika kau berkata cintamu abadi, padahal sebab cintamu hanyalah kecantikan fana dan kekayaan yang sementara.”

Maka jika saat ini kita sedang memendam rasa, atau menyukai seseorang yang kita kagumi, lantaran hanya memandang fisik luarnya, bersiap-siaplah untuk menuai kekecewaan. Karena demi Allah, semua itu tak kan abadi. Hanyalah kecantikan hati yang akan kekal sampai ke negeri akhirat. Calon pendamping surga tak akan pernah merisaukan atau hanya menilai berdasarkan fisik semata. Seorang pendamping surga yang utama adalah yang apabila dipandang olah pasangannya, ia akan menjadi penyejuk mata, kata-katanya senantiasa menjadi penyejuk hati, penuh dengan keikhlasan. Kecantikan atau ketampanan sejati bukan terletak pada fisik, tapi ia terletak pada seberapa besar kecintaan seseorang pada Rabb-nya. Percayalah kawan, cantik atau tampan lahiriah hanya sebentar, jikalau kelak sudah menikah suami/istri lebih menyukai senyuman yang tulus. Tiada yang lebih berharga selain kebeningan hati serta keikhlasan dalam menjalani peran masing-masing.

Cinta yang sehat bukanlah cinta yang melahirkan nestapa jiwa, apalagi nestapa dunia akhirat. Cinta yang sehat mendidikkan kecerdasan kematangan emosi, ketenangan hati, dan kedewasaan berfikir. Ia mengajarkan kesabaran menahan syahwat atau membingkainya dengan ikatan suci yang diridhai-Nya. Mencari pendamping hidup terbaik adalah senantiasa berupaya merubah diri kita terlebih dahulu menjadi pribadi yang terbaik. Karena jodoh adalah cerminan siapa sebenarnya diri kita. Sebelum kita menuntut calon pasangan kita, marilah kita tuntut diri kita terlebih dahulu. Karena itulah sumber ketenangan.

Para pecinta sejati bukanlah ia yang senantiasa mengumbar-umbar cintanya. Tapi para pecinta sejati adalah orang yang bersedia komitmen menjaga cinta yang telah benar-benar halal untuknya. Sehingga cinta itupun kekal sampai ke surga. Mereka senantiasa menginginkan rasa cintanya tetap menjadi cinta perawan. Cinta yang hanya mereka berikan saat ijab qobul telah tertunaikan. Itulah cinta yang diridhai oleh Allah Swt. Di kala mereka ingin membangun sebuah rumah tangga, mereka tak ingin hanya membangun rumah tangga di dunia, namun mereka sangat rindukan cinta mereka dapat bersatu kembali kelak di akhirat. Calon pendamping surga adalah dambaan setiap orang. Ia berkenan menjadi pakaian untuk pasangannya, saling menutupi kekurangan dengan kelebihan yang dimiliki masing-masing, saling mengingatkan dan bahu membahu dalam menapaki jalan kebenaran.

Wahai sahabat, Allah sedang menatap kita, Dialah yang menciptakan kita, menyaksikan apapun yang kita lakukan. Hidup hanya sekali dan hanya sebentar, mau ke mana lagi sebenarnya kita ini? Seharusnya hari-hari yang kita jalani adalah hari-hari yang senantiasa bersungguh-sungguh kepada Allah. Hari-hari yang penuh cinta, hari-hari yang penuh kerinduan kepada Allah. Bila saat ini kita sedang berbuat sesuatu yang membuat Allah murka, maka tanpa kita sadari calon pendamping surga kita pun juga berbuat hal yang sama. Namun jika saat ini kita sedang berjuang, bersungguh-sungguh menjaga rasa cinta ini agar tidak sampai jatuh kepada orang yang belum halal untuk kita, percayalah ia di sana juga berbuat hal yang serupa. Perempuan yang baik hanyalah untuk laki-laki yang baik begitu pula sebaliknya. Mungkin kita bisa bersembunyi dari manusia, namun kita tak kan pernah bisa bersembunyi dari Allah.

Maka ketika rasa itu datang menyusup ke dalam lubuk hati, biarkanlah ia tumbuh dengan dzikrullah yang senantiasa menghiasi bibir. Saat rindu kian membelenggu, biarkanlah ia membuat kita resah, kita nikmati rasa itu dengan menumpahkannya dalam larut tangis saat sepertiga malam terakhir memenuhi panggilan cinta Ilahi. Saat kita merasa tak kuat lagi memendam rasa itu, bahkan mungkin rasa itu telah menorehkan luka di hati, yakinlah kasih-Nya melebihi kasih seluruh manusia di alam ini. Saat rasa sayang senantiasa terbayang dalam diri, yakinlah bila kita mencurahkannya sedikit saja pada Allah, pasti Dia tak akan mengecewakan kita sedikit pun, bahkan akan menurunkan ketenangan dalam hati kita. Saat kita yakin bahwa cinta sejati itu ada, maka ia hanyalah cinta untuk Rabb-nya. Kalau kita bersungguh-sungguh memendam rasa itu, hingga ia benar-benar menjelma menjadi cinta yang halal, Insya Allah, Allah pun tidak akan mengecewakan kita. Ia akan memberi pendamping surga terbaik untuk kita. Itulah hadiah bagi orang yang senantiasa menjaga kesucian cinta dan mengutamakan kecintaan pada Allah dari pada manusia.

Ada banyak hal yang belum kita tahu. Ada banyak keterampilan yang kita belum bisa. Ada banyak wawasan yang terlewatkan. Ada ribuan buku yang terbit tiap hari. Ada milyaran manusia yang belum kita kenal. Ada jutaan tempat yang belum kita kunjungi. Ada banyak kata yang belum sempat terucap dan tersampaikan. Ada banyak buah pikiran yang belum tersalurkan. Ada banyak ide dan rancang karya yang belum kita wujudkan. Demi Allah ada banyak ilmu yang belum kita amalkan. Tak ada waktu hanya untuk sekadar bermain-main dengan cinta yang semu. Marilah kita senantiasa menyibukkan diri kita dengan berbagai aktivitas surgawi. Kita sambut kedatangan belahan jiwa kita dengan persiapan yang benar-benar telah matang. Karena dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang bertujuan hingga ke surga, memerlukan bekal ilmu dan keterampilan yang tiada tara.

Bayangkan sejenak, ketika kita sedang bermaksiat dan melanggar larangan-larangan Allah, maka bisa jadi saat itu pula jodoh kita sedang melakukan hal yang sama di sudut dunia lain. Semua orang pasti mendambakan pasangan yang terpelihara kesucian dan kehormatannya. Termasuk mereka yang sedang tenggelam dalam lumpur cumbu rayu ikatan cinta yang haram.

Al-Qur’an adalah surat cinta dari Allah untuk kita. Seharusnya kita begitu rindu kepada Allah, dan al-Qur’an menjadi sarana untuk menumpahkan segenap kerinduan kita. Mengantarkan kita menjadi orang yang tidak punya tujuan dalam hidup ini, selain ingin berjumpa dengan Allah. Kita cari semua jalan yang akan mengantarkan kita menjadi orang yang bisa kembali pulang kepada-Nya dengan selamat. Kita teguhkan di hati terdalam kita, bahwa hidup di dunia ini hanya mampir sebentar. Keluarga, belajar, bekerja adalah ladang perjumpaan kita dengan Allah. Jadikanlah hari-hari kita menjadi hari-hari yang penuh cahaya, cahaya hidayah serta cahaya ilmu. Semoga perjuangan kita dalam menjaga kesucian cinta juga berbuah pahala dari Ilahi. Dan bila kita tidak mendapatkan pendamping yang terbaik di dunia ini, moga Allah berkenan menghadiahkan untuk kita pendamping surga yang sesungguhnya, kelak di akhirat.

Allah menjanjikan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik, perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik. Yakinilah akan janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan pernah memungkiri janji. Marilah kita perbaiki setiap inci dari kehidupan kita, agar kita termasuk orang yang memperoleh pendamping surga terbaik. Allah tahu tentang diri kita lebih daripada diri kita sendiri. Maka Allah telah menetapkan untuk kita lebih baik dari pada apa yang kita kehendaki. Belum tentu seseorang yang sekarang ini kita kagumi, cinta kita kepadanya telah menggebu, bahkan tanpa kita sadari kita sering “memaksa” Allah untuk menjodohkan dirinya dengan kita, juga baik menurut pandangan Allah. Bisa jadi esok hari ia berubah menjadi orang yang teramat kita benci, karena sedikit aibnya dibukakan oleh Allah. Percayakan saja jodoh kita di tangan Allah, insya Allah itu akan membuat hati kita jauh lebih tenang.

Wahai pendamping surga, aku yakin di belahan bumi sana engkau sedang berjuang meningkatkan keilmuanmu, memperluas wawasanmu dan menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas surgawi yang membuat Allah semakin mencintaimu. Semoga Allah senantiasa menolongmu dalam setiap kesulitan, dan memberkahi setiap usahamu. Allah adalah cinta sejatimu yang tak kan pernah tergantikan dengan yang lain. Semoga Allah selalu menjagamu. Wahai pendamping surgaku, yang akan menjadi imam dalam keluargaku, ayah untuk anak-anakku, aku pun di sini sedang mengupayakan hal yang sama. Melakukan hal yang terbaik sebagai persiapan untuk menyambutmu. Kadang aku lelah dan merasa jenuh dengan penantian ini. Tapi aku sadar, dalam penantian panjang ini adalah kesempatan yang diberikan Allah agar kita benar-benar mempersiapkan diri dengan limpahan ilmu dan kekuatan iman ketika mengarungi bahtera rumah tangga nanti. Sehingga kita dapat membawa cinta itu hingga ia kekal sampai surga. Bersabarlah sayang, karena Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar.

Sumber:



Thursday, June 28, 2012

Go for It..!

 
“Go for it!”

There is no perfect time for anything, so what are you waiting for?

The truth is that now is as good a time as any to put your dreams into motion. Let’s make today the day to begin your journey to greater levels of fulfillment and productivity. No more waiting for things to be “just right.”

No matter what you have been putting off, make a commitment to yourself that today is the day to get moving. There will always be challenges and obstacles. So what! If you take things in stride and roll with the punches, you can overcome anything!

Remember that with each step you take, you’ll grow stronger, more and more skilled, and more and more confident. Break free and go for it!

©Jane Powell 

 

Why is life so difficult? Often it is because you decide to make it so. Whether something is difficult or unpleasant is, in many cases, only a matter of opinion. In fact, the things that some people consider to be unpleasant are seen by others to be quite pleasant.
Have you ever worried endlessly about something that turned out to actually be enjoyable? Have you ever avoided and complained about things that ended up being no big deal?
Certainly life has its challenges. But is there any reason to make yourself miserable by deciding that those challenges are difficult or unpleasant?
Take life as it comes, whatever it may bring. Don't waste too much time judging how difficult or unpleasant it is. Instead, take what you have and make the most of every moment.


 

Leading expert

You are the world’s leading expert when it comes to your own life. You know better than anyone else what you truly desire, what’s most important to you, and what you most enjoy doing.
It’s always helpful to consider the advice and opinions of others. Yet it’s rarely ever a good idea to let anyone else make your decisions for you.
A lifetime of experience has given you a unique and valuable perspective on what’s best for your life. When you’re seeking some good advice, be sure to listen to your own.
Yes, it’s easier to blindly follow someone else’s advice than it is to think for yourself. Plus, when things don’t work out you have someone to blame.
You’re far better off, however, following your own best instincts when it comes to the direction of your life. Sure, that means you must take full responsibility, and yet with that responsibility comes the possibility of real fulfillment.
Listen to others, learn from others, and let their positive examples inspire you. Then decide for yourself, move confidently forward and live the life you were truly meant to live.
Ralph Marston


 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:
Dizzyrizzy2U@aol.com
GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2011
" Morning Coffee" all rights reserved.

 

Friday, May 11, 2012

Build Personal Resiliency

 

Build Personal Resiliency


by Jane Powell 


“Cultivate your sense of humor.”

A sense of humor is recognized as one of the key attributes that build personal resiliency. It’s instrumental in helping us cope with change and other challenges. It’s not really surprising. We all know how much better we feel after a good laugh! It releases tension, puts things back in perspective, and generally helps us take a more positive attitude.

Seek ways to bring out your sense of humor. Rent comedies, read the comics, watch children at play, and spend time with friends who see the funny side of life.

Laughter is wonderfully contagious. Why not spread some yourself?


 



Encourage someone who needs encouragement–or even someone who doesn’t seem to need it.
Make a promise to a young person. . . and keep it!
Not criticize anyone for anything, but instead look for the sense that I may not understand in things that other people do.
Make myself do without something that I may want.
Make it the first day of my new diet, or exercise program, or reading program; or I can register for a course in college or at a community center.
Buy a copy of a song I’ve wanted to hear for ages, and sing along with it.
Start a book that I’ve been meaning to start reading. . . or writing.
Give thanks for the day and all the beauty and wonder that it contains–and try to see all of each that I can.
Recognize that everyone is going through their own trials and realize that I can have no idea at all of what they’re feeling–what kind of pain they’re in, or what kind of sorrow they feel. And I can feel and show compassion for them all.
Listen to someone else without putting my two cents’ worth in.
Enjoy the day for the truly precious gift that it is, and enjoy the other people in my world for the truly precious gifts that they are, whether I see their gifts or not!
Thanks Marcella

 

Feel that way

What would your life be like if you were living at the most meaningful and fulfilled level you can imagine? If you want to be that way, then choose to feel that way.


Your desires are yours because of the way you expect they will make you feel. Yet no matter what your outside situation may be, your inner feelings are yours to choose in any flavor, at any time, in any circumstance.


By choosing the feelings that resonate with your dreams, you give real substance and life to those dreams. By deciding to feel that way, you become that way.

Though it may seem sometimes your feelings simply come over you, that’s not the way it happens. Whatever you feel is what you have, by habit or by intention, chosen to feel.

So instead of feeling hopeless, decide to feel empowered. Instead of feeling angry or bitter, frustrated or fearful, choose to feel determined and effective.

Allow your most positive, affirming feelings to fill your awareness. And ride along with those feelings as they find real expression in the substance of your life.
Ralph Marston


 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:
Dizzyrizzy2U@aol.com
GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2011
" Morning Coffee" all rights reserved.

 

Wednesday, May 2, 2012

“Jangan” Cium Tangan Ibumu



Sahabat sekalian, suatu waktu saya pernah menghadiri suatu acara training motivasi di kampus saat masa kuliah dahulu. Pada waktu itu ada statement trainernya yang masih saya ingat sampai sekarang. Ia berkata: “rata-rata orang sukses di seluruh dunia itu, mempunyai hubungan yang baik dengan kedua orang tuanya khususnya dengan ibunya” jadi jika kita ingin sukses maka sebelum itu yang harus diperhatikan ialah bagaimana hubungan kita dengan orang tua saat ini? Apakah penuh kehangatan atau penuh dengan kebencian? Yang saat ini hubungan dengan orang tuanya penuh kehangatan bersyukurlah Anda orang yang beruntung. Untuk mereka yang punya hubungan tidak baik dengan orang tuanya berdoalah agar dimudahkan Allah untuk memperbaiki hubungan dengan mereka.

Sangat penting sekali mempunyai hubungan yang baik dengan orang tua, khususnya ibu. Kenapa? Karena ridha Allah ialah ridha orang tua, dan doa ibu itu Subhanallah, tanpa hijab di hadapan Allah mudah menembus langit. Sehingga doa seorang ibu yang dipanjatkan untuk anaknya sangat mudah untuk Allah kabulkan. Mungkin sebagian dari kira ada yang tidak sadar bahwa, kemungkinan kesuksesan-kesuksesan kita selama ini adalah buah dari doa ibu kita kepada Allah tanpa kita ketahui. Dan seorang ibu itu tanpa disuruh pasti akan selalu mendoakan anaknya di tiap nafasnya kala bermunajat kepada Allah. Tapi seorang anak belum tentu selalu berdoa untuk orang tuanya ketika Shalat.

Mungkin sebagian dari kita suka mengeluh tentang sifat buruk orang tua kita, entah karena ibu nya cerewet, suka ikut campur, suka nyuruh-nyuruh, tidak gaul dan lain sebagainya. Jika kita seperti ini maka tragis. Kenapa tragis? Karena kita terlalu focus dengan secuil kekurangan orang tua kita dan melupakan segudang kebaikan yang telah diberikan kepada kita selama ini. Di pihak lain ada Orang-orang seusia Anda di luar sana di pinggir jalanan, di bawah kolong jembatan dan di tempat lainnya mereka juga suka mengeluh, tapi yang mereka keluhkan ialah bukan karena sifat orang tua atau ibu mereka, tapi mereka mengeluh karena mereka tidak punya lagi orang tua. Bersyukurlah kita yang saat ini masih mempunyai orang tua. Jika ingin tahu rasanya tidak punya ibu, coba tanyakan kepada teman-teman Anda yang ibu nya telah tiada. Mungkin perasaan mereka sangat sedih dan kekurangan motivasi dalam hidup. Coba bayangkan jika kita tidak punya ibu lagi, maka ketika kita akan pergi ke luar rumah untuk sekolah atau bekerja, maka tidak ada lagi tangan yang bias kita cium, jika kita tidak punya ibu lagi maka mungkin tidak ada lagi makanan yang tersedia di meja makan saat kita pulang, jika kita tidak punya ibu lagi ketika hari lebaran rumah terasa sepi dan lebaran terasa tanpa makna, jika kita tidak punya ibu lagi kita hanya bisa membayangkan wajah tulusnya di pikiran kita dan melihat baju-bajunya di lemarinya.

Banyak di antara kita suka mengeluh tentang sifat negative ibu kita, tapi kita tidak pernah berfikir mungkin hampir setiap malam ibu kita di keheningan sepertiga malam bangun untuk shalat tahajjud mendoakan kita sampai bercucuran air mata agar kita sukses dunia dan akhirat. Mungkin di suatu malam beliau pernah mendatangi kita saat tidur dan mengucap dengan bisik “nak, maafkan ibu ya… ibu belum bisa menjadi ibu yang baik bagimu” kita mungkin juga lupa di saat kondisi ekonomi rumah tangga kurang baik, ibu kita rela tidak makan agar jatah makannya bisa dimakan anaknya. Ketika kita masih kecil ibu kira rela tidur dan lantai dan tanpa selimut, agar kita bisa tidur nyaman di kasur dengan selimut yang hangat.

Setelah semua pengorbanan telah diberikan oleh ibu kita selama ini, lalu coba renungkan apa yang kita perbuat selama ini kepada ibu kita? Kapan terakhir kita membuat dosa kepadanya? Kapan terakhir kita membentak-bentaknya? Pantaskah kita membentak ibu kita yang selama Sembilan bulan mengandung dengan penuh penderitaan? Pantaskah kah kita membentak ayah kita yang setiap hari pergi pagi pulang malam, lebur setiap hari, ngutang sana-ngutang sini agar kita terpenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu maka berusahalah untuk berbakti kepada orang tuamu khususnya kepada Ibumu. Karena masa depan mu ada di desah doa-doanya setiap malam. Dan ingat “perilaku kita dengan orang tua kita saat ini akan mencerminkan perilaku anak kita kepada diri kita nanti”.

Tuesday, May 1, 2012

Apa Kabar, Jodohku?

Apa kabar jodohku?
Apakah kau juga sedang terjaga malam ini?
Apakah kau juga sedang memanjatkan doa kepada Ilahi di sepertiga malam ini?
Dan apakah mulut dan hatimu terus menerus berzikir disaat ini?
Begitu sangat aku merindukanmu, wahai jodohku....
Berharap kau segera datang menjemputku.
Tapi mungkin saat ini belum saatnya yang tepat untuk kita bertemu.
Walau aku sungguh mau, Walau aku sungguh ingin,
Namun takdir kehidupan mengharuskan kita untuk berjalan lebih lama dan masih banyak kewajiban yang harus kita emban dan kita lakukan.

Apa kabar jodohku?
Apakah kebaikan sedang melingkupi hatimu saat ini?
Apakah kedamaian bersama Allah Sang Maha Pengasih telah mengisi hari-harimu hingga kini?
Bagaimana dengan Quranmu?.
Sudahkah kau berakrab dengannya hari ini?
Ceritakanlah kepadaku..
Aku berharap bisa mendengarnya. ..
 

Apa kabar jodohku?
Sehatkah kau saat ini?
Lalu episode apa yang sedang kau jalani sekarang?
Jujur, rasanya lelah aku menunggumu.
Sampai- sampai aku berharap,
Ketika mata ini terbuka, kau telah berada duduk disebelahku,
Kau tersenyum dan membangunkan aku.
Bersama kita bertafakur serta bersujud kepadanya.

Apa kabar jodohku?
Berat hati ini menantikanmu, gelisah pula hati ini memikirkanmu.
Jika saja sekarang kita telah halal dalam ikatan suci,
Aku akan merawatmu dengan penuh kasih sayang.
Maka doakanlah...
Agar aku sabar menunggu, agar kau pun juga bersabar menunggu. Tenanglah....
Aku disini masih bersabar menanti mu, maka kaupun seharusnya begitu.

Jodohku...
Bilakah kita akan bertemu?
Pasti kita akan bertemu.
Namun sekarang, bahagiakanlah dahulu orang tua dan orang- orang yang menyanyangimu.
Namun sekarang, penuhilah dahulu segala kewajibanmu.
Dan perbaikilah kekuranganmu.
Maha suci Allah yang pasti akan memberikan kita kebahagiaan
Disaat dan waktu yang tepat

Jodohku....
Aku yakin, bila laki- laki yang baik adalah untuk wanita yang baik dan wanita yang baik adalah untuk laki- laki yang baik.
Maka bisakah kau bantu aku dengan doamu, agar aku mampu membaikkan dan memperbaiki diriku?
Dan, sudahkah kau sendiri berdoa dan berusaha agar hidup dan dirimu terasa lebih baik?
Semoga kelak saat kita bertemu, aku dapat menjadi hadiah untukmu.
Seorang pendamping yang senantiasa menyenangkanmu.
Semoga di akhir penantian kita nanti,
Kebahagiaan dan kedewasaan batin dari sebuah pribadi, sudah kita miliki.


Jodohku...
Semoga kau tak selalu memenuhi hari dan hatimu hanya dengan aku.
Semoga tetaplah Allah yang menjadi raja di kalbumu.
Dan doakanlah agar akupun berlaku yang sama.
Agar pertemuan kita nanti benar-benar berada dalam ridhoNya.


Jodohku...
Jangan risau dengan lamanya waktu,
karena aku insyaAllah adalah sebuah kepastian untukmu.
Bukankah kau juga yakin bahwa Allah menciptakan makhluknya berpasang- pasangan?.
Maka jangan risau dengan lamanya menunggu.
Jangan pula kau belokkan arah hidupmu pada keputusasaan.
Yakinlah, semua hanya masalah waktu.
Waktu yang pasti akan ada ujungnya.
Dan karena Allah tidaklah sedang mendholimi hambanya.
Maha suci Allah yang pasti akan memberikan kita kebahagiaan
disaat dan waktu yang tepat.


(Syahidah/Voa-islam.com)
http://www.voa-islam.com/muslimah/article/2011/11/24/16805/apa-kabar-jodohku/

Jodohku, Maunya Ku Dirimu

 

Oleh : Dinar Zul Akbar

Belakangan di TV karna Anang sama Ashanty katanya mau nikah. Maka lagu ini terus-terusan di putar dan di putar. Kalimat diatas merupakan salah satu penggalan dari lagu mereka berdua. Dan itu ada di bagian reff-nya, kurang lebih begini bunyinya.

"Jodohku maunya ku dirimu sampai mati, kuingin bersamamu..."

Lha, koq jadi nyanyi. Sudah ya, kita tinggalkan nyani-menyanyi ini.

Ya, kita bicara jodoh sekarang. Siapa yang gak mau membicarakannya?. Dapat dipastikan setiap insan yang bernyawa pasti pernah, entah memikirkan, ataupun mengobrolkan “si Jodoh” dalam sepersekian detik dalam hidupnya. Mirip sama penggalan bait lagu kuno yang
mungkin orang jarang mendengarkannya.

Rasa cinta pasti ada pada makhluk yang bernyawa.

Balik ke judul diatas. Sekilas lagu Anang tadi terkesan atau mirip sama yang namanya do’a. Tema lagu mengisyaratkan keinginan bahwa hanya “dirimu” yang diharapkan akan menjadi “jodohku”. Bahkan hal tadi diminta sampai mati. Nah, ini yang akan kita coba bahas tentang do’a jodoh ini.
Bolehkah kita meminta “dia” kepada Allah SWT tuk menjadi jodoh kita??. Masih belum jelas?? Baik, diperinci lagi. Bolehkah kita menyebut nama “dia” lalu minta kepada

Allah SWT supaya dia menjadi jodoh kita kelak??

Oke. kita mulai. Eitts,, Jangan senyum-senyum dulu, dibaca aja dulu sampai kelar. Hakikatnya Allah SWT adalah penjawab dari segala hal yang ditanya. Dan Dia lah yang mengabulkan do’a dari tiap hambaNya. Udah jelas dalam firmanNya disurat Ghofir atau al mukmin surat ke 40 ayat 60 :
" Bekata Tuhanmu “mintalah kepadaku, maka akan Aku kabulkan”

Jelas bahwa Allah yang menyuruh kita meminta kepadaNya. Tidak pada selainNya. Dan sudah digaransi pula bahwa Ia akan mengabulkannya. Jadi, jika kita meminta jodoh kepadaNya maka itu suatu hal yang wajar bahkan wajib.

Ini merupakan hal yang bersifat umum. Jadi kita cetak tebal secara bersama-sama bahwameminta jodoh kepada Allah adalah wajar bahkan wajib. Lalu apa??

Lalu muncullah hal yang kedua.
Mengenai nama tadi?? Secara umum tadi boleh boleh saja. Tapi apakah hal itu baik??. Masih belum tentu??Nah, makin penasaran?? Lanjut dah kita bahas.

Hakikatnya lagi-lagi. Sifat manusia adalah tergesa gesa. Kita cek lagi di surat Al Isro surat ke 17 ayat 11 :

 ÙˆَÙƒَانَ الإنْسَانُ عَجُولا
 
 (Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa)

Terkadang tanpa kita sadari juga. Kita sebagai manusia terlalu tergesa-gesa. Entah mungkin terkena syndrom Love At the First Sight. Sehingga membuat kita menjadi terlena bahkan “tertipu sesaat“. Dengan melihat sepintas “dia” dan kita yakin bahwa “dia” adalah manusia terbaik yang ada di kolong langit. Lantas tersebutlah “namanya” ditiap do’a yang terlantun entah dikeheningan malam atau ditengah kerumunan manusia.

Atau mungkin dengan interaksi yang intens. Antara kita dan “dia”. Lalu kita lihat dan amati perilakunya. Maka bergetarlah sang hati. Dan diam-diam ia berbisik kepada jiwa kita “yang kebetulan kesepian”. Dan berkata dengan penuh keyakinan bahwa “dia” lah jodoh kita. Dan sama dengan kondisi diatas. Tersebutlah namanya dalam sebuah do’a. Ya Allah jadikanlah ia jodohku.

Bahkan beberapa lebih ekstrim.

Ya Allah jika ia jodohku maka dekatkanlah
Ya Allah jika memang ia sudah dekat, maka percepatlah
Ya Allah jika dia bukan jodohku maka jodohkanlah
Ya Allah jika dia jodoh orang lain, maka putuskanlah. Dan jadikan ia jodohku
Ya Allah . . . . (berlinangan air mata)
Ya Allah masa gitu aja gak bisa, ya Allah?? (merengek – rengek)

Nah lho??!!

Yang jelas juga bahwa Allah SWt adalah yang maha Tahu. Dengan IlmuNya Dia maha Tahu apa yang terbaik buat kita. Lagi-lagi udah jelas di Al Baqoroh ayat 216

" Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Jadi?? Ayamku?? eh bukan itu, maaf .
. .

Jadi?? Jadi lebih bijaknya kita serahkan pada Allah SWT saja semuanya. Boleh jadi “sosoknya” dalam pandangan dan sejauh mata memandang memang terlihat bagus dan sangaaaaaaat baik. Tapi lagi-lagi hanya Allah yang tahu itu semua. Dan memang dimana-mana kemasan itu terlihat lebih menarik. Tapi lagi-lagi Allah-lah yang lebih tahu.

Zaman sekarang tak ada yang bisa memastikan bahwa ia benar-benar baik. Secara zhohir memang baik. Tapi dibelakang itu semua?? Who nose?? eh who know’s?? Bisa saja “dia” tak sebaik yang kita kira. Atau mungkin yang kita idamkan-idamkan selama ini. Coba buka lagi surat an nahl ayat 125

" Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
 
Lagi-lagi, hanya Allah-lah yang tahu siapa “dia” sebenarnya. Dan Allah juga lebih tahu siapa yang terbaik buat kita. Dan siapa yang terbaik buat “dia”. Apakah yang terbaik buat kita “dia”?? Ataukah temannya “dia”?? Ataukah adiknya “dia”?? Ataukah kakaknya “dia”?? Ataukah malah teman kita sekaligus juga temannya “dia”?? Ataukah ?? ah sudahlah terusin aja lagi sendiri.

Intinya teruslah berdoa meminta jodoh. Dan sebisa mungkin tanpa menyebut nama “dia” dalam doa. Karna tak baik memaksa Tuhan kita. Lagi pula, barangkali “dia” “dia” yang lain sedang menunggu, menjaga kehormatannya dan mendoakan seseorang yang mungkin adalah kita baik siang ataupun malam. Agar kita menjadi jodohnya nanti.

Jadikan “Dia” sebagai ism nakiroh (yang belum jelas), dan hindarkan untuk me-ma’rifahkan “dia” itu.

Lagi pula jika kita terobsesi dengan “dia” dan mendoakannya sepanjang malam. Yang timbul hanyalah kekecewaan atau mungkin kegalauan jika hal itu tak terlaksana. Mungkin “dia” jadi jodoh orang lain?? Mending kalo orang lain?? Bagaimana jika ia menjadi jodoh saudara kita??
Baik saudara kandung atau saudara seperjuangan??

Masya Allah..

Gimana?? Masih maksa juga, karna terlanjur cinta atau udah kepalang demen –kalo kata orang Betawi-. Baiklah-baiklah mungkin hal ini dapat menjadi jalan keluarnya.

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim dalam Shohihnya. Dari sahabat Anas bahwa Rasul SAW bersabda Jangan berharap salah seorang dari kalian kematian. Karna akan memberi mudhorot baginya jika itu terjadi. Maka hendaklah berkata Ya Allah hidupkanlah aku selama hidup itu dalam kebaikan. Dan wafatkanlah aku jika kematian itu baik  bagi ku..

Bahkan meminta kematian “diperbolehkan” jika memang itu baik baginya. Maka bagaimana dengan masalah jodoh??. Ada baiknya kita cermati hadits ini. Mungkin kita ubahlah sedikit  redaksinya. Terserah bagaimana kata itu dirangkai. Lagi-lagi yang perlu dicamkan hanyalah meminta yang terbaik buat kita. Tuk seterusnya lihatlah apa yang akan terjadi. Serta bersabarlah terhadap hasilnya.

Wa Allahu a’lam

Menjadi Pribadi yang Lebih Damai

 

Projek Pribadi Hari Ini:
 
MENJADI PRIBADI YANG LEBIH DAMAI

Sahabatku yang merindukan kehidupan yang damai, katakanlah ini sebagai kalimatmu sendiri ...
Tuhanku Yang Maha Damai,
Terima kasih atas pengertian yang indah di pagi yang berkahnya bagiku sesuai dengan kebaikan hati dan perilakuku, bahwa ...
Kedamaian bukanlah keadaan yang tanpa masalah.
Kedamaian adalah keadaan di mana keikhlasan menjadi penenang hatiku, dan kesyukuran menjadi penggembira keseluruhan diriku.
Kedamaian adalah keadaan di mana kebaikan niatku mengalahkan kecenderunganku untuk berprasangka buruk, dan ketulusan kerjaku lebih berkuasa daripada rasa malasku.
Kedamaian adalah keadaan yang tetap bermasalah, tapi aku ikhlas meyakini bahwa kemampuanku lebih besar daripada masalahku.
Kedamaian adalah keadaan yang mungkin lebih bermasalah, tapi aku mampu mensyukurinya karena setiap kesulitan datang bersama kemudahan.
Dan kedamaian adalah keadaan di mana rasa percaya diriku lebih anggun daripada rasa khawatirku.

Ooh ... Tuhanku Yang Maha Kasih,
Manjakanlah aku dalam sinar pengertianMu yang indah, bahwa kedamaian adalah hasil dari keberserahanku kepadaMu.

Semakin aku menyerahkan kepemilikan diri dan hidupku ini kepadaMu, semakin besar cintaMu yang mendamaikan hatiku, semakin indah kasihMu yang meneduhkan wajahku, semakin lembut kemuliaanMu yang menganggunkan perilakuku, dan semakin luas kekayaanMu yang melengkapi kehidupanku.

Tuhan, mulai pagi ini penuhilah kerinduan hatiku untuk menjadi pribadi yang damai karena hidayahMu, karena pengertian dariMu yang membaikkan hidupku.
Anugerahkanlah kepadaku kekuatan jiwa yang menjadikan kedamaian sebagai kualitas hidup yang ada dalam kekuasaanku.
Aamiin
----------------
Mario Teguh - Loving you all as always

Know What Your Future Holds

 

Know What Your Future Holds

by Jane Powell
“Focus on your future instead of on what you missed.”
It’s important to look back on past successes but it’s even more important to use your vision to look ahead.
When we spend too much time looking back at past events, we get caught up in the “woulda, shoulda, coulda” mental talk. Learn from your past, then let it go.
Focus your imagination on your future. When you send these good thoughts out in front of you, they prepare and smooth the way. Use your imagination to reel in all the possibilities that lie ahead.
Picture your ultimate success and then get to work creating it. When you take the giant step and dare to believe, your dreams will come true.



 

Promise yourself a life filled with love
You are the only one who really knows what you want from life and if you're on the right road for you. You are the only one who can fulfill your dreams and receive the joys and happiness that come from reaching those aspirations and goals.
Don't expect others to be responsible for your happiness and your success. You must take control and be in charge of your destiny and day-to-day situations. Take advice (most of the time it's free) and listen to what others have to say and what concerns they have; it's important to have different points of view. But always validate those words of wisdom with your own set of standards and make sure that the advice has meaning to your sense of reality.
You must understand yourself enough to know what you want in life and what desires you believe are worthwhile for your future. You need to depend upon yourself and your talents. Appreciate others for their personal skills and abilities, but always continue to focus on your own strengths and energies. Life is much too short to spend it worrying about someone else's accomplishments or expecting someone else to be responsible for making your life better.
If you have dreams, then you have a purpose. You have something to believe in and work towards obtaining. Dedicate yourself to yourself. Promise yourself a life filled with love, and then whatever roads you travel will be the roads you want them to be.


 

Invitation to joy

Life is constantly inviting you to experience new joy. Choose to accept more of those invitations.

You work hard to be able to live your life in the way you choose. So make sure you truly live it.

Even when you are hard at work, live with a playful and joyous attitude. Even when the situation is exceedingly serious, don’t take yourself too seriously.

Give your spirit just as much nourishment as you give your body and your mind. Every richness you’ll ever experience is connected to the beauty inside you.

It’s easy to make the excuse that you’re too busy, because you probably are. Remember though, that there’s much more to life than just keeping yourself productively occupied.

A new and unexpected joy can revive your spirit, and make everything you do more effective. When you follow your heart, your mind will soon come to thank you.

Ralph Marston

 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:
Dizzyrizzy2U@aol.com
GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2011
" Morning Coffee" all rights reserved.

 

Wednesday, April 25, 2012

Interview With MT - BARU PUTUS CINTA

 



Om Mario, aku baru putus cinta. Gimana ini Om?

Hmm ... apakah aku harus bersedih atau bergembira?

Yah bersedih dong Om?

Itu kalau perpisahan ini merugikanmu.

Yah jelas-jelas rugi dong Om?

Apakah dia yang terbaik?

Iya dong Om?

Apakah engkau sudah ahli memilih, dan selama ini engkau tak pernah salah?

Yah namanya anak muda, aku sih masih sering salah.

Nah itu maksudku, kalau masih sering salah, mengapa engkau begitu sedih kalau kau ditinggalkan oleh orang yang kau kira kau cintai?

Yah dia-nya bilang cinta, tapi dia ingkar janji.

Apakah dia pengkhianat?

Iya.

Jadi kau ini sedang sedih menangisi perginya seorang pengkhianat?

Yah, seharusnya sih nggak ya Om?

Ya jangan lah? Engkau masih muda dan banyak pilihan, mengapa meratapi kepergian orang yang tidak setia.

Masalahnya ini juga gengsi Om? 
Karna dia sekarang sama teman aku. Dia katain aku loser, dan dia winner karena menangin pacarku.

Bilang saja sama temanmu itu: 
Selamat ya? Eloe mencuri seorang pengkhianat. 
Di MTFB gue belajar, 
'Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya.'
Nah hukum itu berlaku ama kalian, 
'Wanita pengkhianat untuk laki-laki pencuri pacar.'
Ho ho ho ...

Kwk wk wk ... iya Om, nanti aku bilangin gitu!

Nah, sekarang apakah engkau merasa lebih damai?

Iya Om, tapi agak kepikiran juga sih?

Kepikiran apa?

Itu, khan ada tuh, teman sekelas yang naksir aku, aku sih juga OK aja sama dia. Tapi kalo aku besok tembak dia, apa gak terlalu cepet nih OM?

Terlalu cepat kenapa?

Khan ..., yah Om khan tau aku baru putus?

Lho, ini ceritanya sudah mau pacaran lagi?

Yah, khan berkat nasihat Om, aku cepat sembuh?

Oh ... he he he ... terus kesedihanmu yang tadi mana?

Yah namanya anak muda, masa' Om gak tahu.
Please sesuaikan diri dong Om?

Menyesuaikan bagaimana?

Khan dunia ini tidak selebar daun kelor?
Mati satu tumbuh seribu!

Jadi, sudah siap untuk cinta yang baru nih ceritanya?

Iya dong Om, jangan terlalu kuno.
Ditolak adalah kesempatan untuk mencintai lagi.

Oh begitu? 
Emh emh emh ... plak! (tepok jidat ...)

He he ... hidup ini kaya' gitu Om, kita gak boleh lama berkubang dalam derita.
Masih banyak kebahagiaan di luar sana, mengapa memilih bersedih?

Uh uh uh ... super sekali!

Udah ya? Baru denger? Kalo mau lagi, aku kasih tau Om, aku ini pujangga cinta.

He he he ... ha ha ha ... I love you.
Mudah-mudahan Tuhan selalu memeliharamu dalam perhatianNya yang penuh perlindungan dan pemuliaan.

Aamiin ... aku doain juga Om supaya sehat selalu en tetep sabar menemenin kita-kita yang muda ini.

Aamiin

-----------------

Sahabat saya yang muda dan baik hatinya,

Kebijakan kehidupan ini sesungguhnya sudah ada pada diri kalian, tapi sering dikalahkan oleh emosi dan kurangnya pengalaman yang sewajarnya ada pada anak muda.

Tapi jika kalian bersabar, tetap menghormati dan patuh kepada orang tua dan guru, mudah-mudahan Indonesia di masa depan akan kalian pimpin dengan jujur, tegas, dan penuh kasih sayang kepada rakyat.

Sampai nanti ya?

Mario Teguh - Loving you all as always