Monday, October 24, 2016

Duniaku Hanyalah Untuk Akhiratku



DUNIAKU HANYALAH UNTUK AKHIRATKU


Pernahkan kita renungkan, betapa cepatnya roda kehidupan kita ini berputar?

Pagi menjadi siang, siang berganti malam. Dan selanjutnya berganti lagi dengan hari yang baru.

Mungkin masih lekat dalam ingatan ketika kita menjalani masa kanak-kanak dan remaja, tak terasa sekarang kita telah dewasa.

Pernahkah kita bertanya, kapankah semuanya ini berakhir?

Satu tahun lagi kah, sepuluh tahun lagi, atau mungkin 50 tahun lagi?

Namun, satu hal yang pasti kita sepakati, bahwa berapa pun lamanya kita hidup di dunia ini, hidup kita akan berakhir dengan kematian.

Satu hal yang pasti,  bahwa kita akan meninggalkan segala yang ada di dunia ini, seluruhnya.

Harta yang kita simpan, anak-anak yang kita besarkan dan pasangan yang kita cintai, untuk menuju akhirat yang kekal abadi, sendirian. Hanya berbekal amalan.

Sudahkah kita siapkan bekal untuk hari yang pasti datang itu?

Atau kita selalu terlena dan larut dalam dunia yang fana sehingga melupakan akhir kehidupan itu?

Marilah kita renungkan sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berikut:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata: Aku pernah bersama Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, lalu seorang Anshār mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya:

“Wahai Rasūlullāh, mukmin manakah yang paling baik?”

Beliau bersabda:

“Yang paling baik akhlaknya.”

“Wahai Rasūlullāh, mukmin manakah yang paling cerdas?” Ia kembali bertanya.

Beliau bersabda:

“Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.”

(HR. Ibnu Mājah no. 4259. Dihasankan Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh ).

Wahai hamba Allāh yang berakal, carilah bekal untuk akhirat dalam setiap keadaan kita.

Mungkin saat ini kita dikaruniai berbagai kesenangan dan kenikmatan, maka bersyukurlah!

Gunakan semua yang kita punya sebagai sarana untuk meraih ridhā-Nya. Berzakatlah, berinfaklah, tolonglah orang yang kesusahan dengan karunia yang Allāh berikan.

Contohlah shahābat yang paling mulia, Abū Bakar Radhiyallāhu 'anhu, yang mengisi seluruh harinya dengan kebaikan.

Dari Abū Hurairah Radhiyallāhu 'anhu menceritakan bahwa suatu hari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya kepada para shahābatnya:

“Siapakah diantara kalian yang berpuasa hari ini?"

Abū Bakar menjawab, "Saya."

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Siapakah diantara kalian yang telah mengantar jenazah hari ini?"

Abū Bakar pun menjawab, "Saya."

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya:

"Siapakah diantara kalian yang telah memberi makan orang miskin hari ini?"

Abū Bakar menjawab lagi, "Saya."

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam masih bertanya lagi:

"Siapakah diantara kalian yang telah menjenguk orang sakit hari ini?"

Abū Bakar pun menjawab lagi, "Saya."

Lalu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Tidaklah amal-amal yang telah disebutkan tadi berkumpul pada satu orang, melainkan ia akan masuk surga."

[Hadīts riwayat Muslim, no. 1028]

Mungkin di antara kita ada yang sedang tertimpa musibah dan kesedihan, maka bersabarlah!

Ingatlah bahwa Allāh telah menuliskan dan menetapkan semua musibah dengan hikmah-Nya sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.

Ingatlah bahwa dunia ini hanyalah tempat ujian yang pasti berakhir, maka terimalah ketetapan Allāh itu dengan lapang dada.

Jadikan musibah sebagai ladang tempat beramal yang akan kita tuai pada hari akhir.

Penuhilah ladang itu dengan kesabaran, husnuzhān dan rasa harap kepada-Nya, karena Ia telah berjanji:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَاب

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan disempurnakan pahala mereka tanpa batas.”

(QS Az Zumār: 10)

Ingatlah bahwa kesusahan di dunia ini, tidak ada apa-apanya dengan kesenangan dan kenikmatan yang disediakan bagi orang-orang yang bersabar.

Rasūlullāh bersabda:

ما الدنيا في الآخرة إلا كما يدخل أحدكم أصبعه في اليم فلينظر بما ترجع

“Tidaklah dunia itu dibandingkan akhirat kecuali seperti salah seorang di antara kalian yang mencelupkan jarinya ke lautan, maka lihatlah seberapa yang tersisa (di jari tangannya).”

(Hadīts riwayat Muslim, no 2858)

Dan nantikanlah hari ketika Anda dimasukkan dalam surga yang penuh keindahan  dan kesenangan yang tak pernah Anda bayangkan!

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“Aku janjikan untuk hamba-hambaku yang shālih (surga) yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak bernah terbetik dalam hati manusia.”

(Muttafaqun ‘alaih).

Wahai hamba Allāh yang menginginkan kebahagiaan yang abadi, sadarilah bahwa dunia ini pasti berlalu dan kita pasti akan sampai pada akhirat, maka carilah bekal sebanyak-banyaknya untuk negeri yang kekal dan pasti akan kita datangi itu.

Perbaikilah shalāt, perbanyak puasa, ringankanlah kesulitan orang lain, tuntutlah ilmu agama, bacalah Al Qurān,  ajarkanlah kebaikan, dan sibukkanlah diri anda dalam kebaikan dan ketaatan.

Lupakanlah semua kesedihan, ketakutan, dan kesulitan karena semuanya akan berlalu.

Waspadalah dengan kesenangan dunia, karena semuanya pasti berakhir.

Beramal lah, karena terlalu banyak amal yang belum kita lakukan dan terlalu sedikit waktu kita untuk kita sia-siakan!

✒Ummu Sholih
 Madinatul Qur’ān

____

www.bimbinganislam.com