Wednesday, January 17, 2018

Hadits Ke-2| Penjelasan Penyimpangan Dalam Tauhid Uluhiyyah Syirik Kecil (Bag. 03/12)



 BimbinganIslam.com
Rabu, 29 Rabi’ul Akhir 1439 H /17 Januari 2018 M
 Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
 Hadits Arba’in Nawawī
 Hadits Kedua | Penjelasan Penyimpangan Dalam Tauhid Uluhiyyah Syirik Kecil (Bagian 03 dari 12)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-HaditsArbainNawawi-0226
-----------------------------------
*HADITS 02 ARBA’IN NAWAWIYYAH - PENJELASAN PENYIMPANGAN DALAM TAUHID ULŪHIYYAH SYIRIK KECIL (BAGIAN 3 DARI 12)*

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
​​​الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه

Shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla

Perbedaan syirik akbar (الشرك الأكبر) dengan syirik asghar (الشرك الاصغر), adalah:

⑶ Sebagian ulamā (ada khilāf diantara para ulamā) mengatakan bahwasanya di antara perbedaan antara syirik akbar (الشرك الأكبر) dengan syirik asghar (الشرك الاصغر) adalah syirik akbar tidak akan diampuni.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla  berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ

"Sesungguhnya Allāh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu." (QS An Nissā': 48)

Adapun syirik kecil sebagian ulamā mengatakan termasuk ke dalam kehendak Allāh, bisa diampuni bisa juga tidak sebagaimana dosa-dosa yang lain.

Pada poin ketiga ini ada khilāf, sebagian ulama seperti Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah. Banyak perkataan-perkataan beliau yang mengisyaratkan bahwasanya beliau berpendapat syirik kecilpun tidak akan diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Adapun murid beliau Ibnu Qayyim rahimahullāh cenderung kepada pendapat bahwasanya syirik kecil bisa diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Mereka yang mengatakan syirik kecil tidak akan diampuni oleh Allāh mereka berdalīl dengan keumuman firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla: 

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ

"Sesungguhnya Allāh tidak akan mengampuni dosa kesyirikan."

Disini Allāh menyebutkan syirik secara umum, sehingga mencakup syirik besar dan juga syirik kecil.

Dan yang dimaksud oleh para ulamā syirik kecil tidak akan diampuni bukan berarti orang yang melakukan syirik kecil akan masuk ke dalam neraka Jahanam kekal di dalamnya selama-lamanya (bukan seperti ini maksudnya).

Maksudnya syirik kecil jika tidak diampuni artinya pelakunya harus ditimbang ke dalam timbangan keburukan, kemudian dibandingkan dengan kebaikan-kebaikan yang dimiliki oleh hamba tersebut.

Artinya tidak diampuni bukan berarti orang yang melakukan syirik asghar kemudian kekal di dalam neraka jahanam, tidak! tetapi dia harus diletakkan dalam timbangan amal keburukan.

Namun pendapat yang lebih rajīh, Wallāhu a'lam bishawāb, adalah pendapat yang menyatakan syirik kecil di bawah kehendak Allāh Subhānahu wa Ta'āla, sebagaimana dosa-dosa yang lain.

Jika Allāh berkehendak untuk mengampuni maka Allāh ampuni atau jika Allāh berkehendak untuk tidak mengampuni maka Allāh tidak akan ampuni dan akan diletakkan ke dalam  timbangan keburukan.

Kenapa?

Karena banyak ayat-ayat dalam Al Qur'ān yang menyebutkan syirik secara umum tetapi maksudnya syirik akbar.

Contohnya seperti firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla :

إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍۢ

"Sesungguhnya barangsiapa yang berbuat kesyirikan kepada Allāh maka Allāh harāmkan surga baginya dan tempat kembalinya neraka Jahanam dan tidak ada penolong baginya."(QS Al Mā'idah: 72)

Disini Allāh mengatakan:
"Sesungguhnya barangsiapa yang berbuat kesyirikan."

Maksudnya syirik akbar bukan syirik kecil. Karena Allāh mengatakan, "Allāh harāmkan surga baginya."

Yaitu, tidak mungkin masuk surga selamanya. Padahal lafalnya umum.

Contoh lain firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla : 

 لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ

"Jika engkau berbuat kesyirikan maka akan gugur seluruh amalanmu." (QS Az Zummar: 65)

Maksudnya kesyirikan disini adalah adalah syirik akbar padahal lafalnya umum, dengan ijmā' ulamā maksudnya syirik akbar.

Demikian pula firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla : 

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ

"Sesungguhnya Allāh tidak akan mengampuni dosa kesyirikan."

Maksudnya syirik akbar.

Meskipun dinyatakan dengan nama syirik kecil, bukan berarti dia merupakan dosa yang ringan, dia termasuk dari dosa besar. Walaupun dia disebut dengan syirik kecil tapi dia termasuk dari keumuman kesyirikan dan termasuk dari dosa besar dan bisa mengancam pelakunya terjerumus dalam neraka jahannam.

Bukankah telah kita sampaikan pada pertemuan yang lalu tentang tiga orang yang diadzāb oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla  karena riyā'.
√ Yang berjihād karena riyā'.
√ Yang bershadaqah karena riyā'.
√ Yang menjadi ustadz ('alim) karena riyā'.
Dimasukan ke dalam neraka jahannam.

Oleh karenanya syirik ashghar meskipun dikatakan syirik kecil dia termasuk dosa besar.
Barangsiapa yang memperhatikan bagaimana perhatian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam terhadap tauhīd, maka dia akan sadar bahwa Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ingin menjauhkan umatnya dari segala bentuk kesyirikan, sejauh-jauhnya.

Oleh karenanya, Nabi Ibrāhīm 'alayhissallām berdo'a: 

وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ

"Yā Rabb, jauhkan aku dan anak-anakku dari penyembahan berhala." (QS Ibrāhīm: 35)

"Jauhkan aku dari penyembahan berhala, jauhkan aku dan anak-anakku dari kesyirikan." Artinya Nabi Ibrāhīm dan anak-anaknya jauh, bukan hanya sekedar tidak melakukan kesyirikan, tetapi Nabi Ibrāhīm berdo'a agar dijauhkan, dijauhkan sejauh-jauhnya dari segala bentuk kesyirikan. Bukan sekedar jangan membuat kami terjerumus ke dalam kesyirikan, tidak!
Bukan hanya tidak terjerumus bahkan jauh dari kesyirikan dan ini do'anya Nabi Ibrāhīm 'alayhissallām.

Oleh karenanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengharāmkan banyak perkara terhadap kaum muslimin agar terjauh dari orang-orang musyrikin, baik dalam perkara ibadah maupun perkara adat.
Demikian saja kajian kita pada kesempatan kali ini, besok in syā Allāh kita lanjutkan lagi dengan idzin Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
_____________________

No comments:

Post a Comment