BimbinganIslam.com
Ustadz Firanda Andirja, MA
Kitabul Jaami' | Bulughul Maaram
🔊 Hadits 06 | Anjuran Menjilat Jari Sesudah Makan
Ustadz Firanda Andirja, MA
Kitabul Jaami' | Bulughul Maaram
🔊 Hadits 06 | Anjuran Menjilat Jari Sesudah Makan
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : "إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلاَ
يَمْسَحْ يَدَهُ حَتَّى يَلْعَقَهَا أَوْ يُلْعِقَهَا." مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ.
Dari Ibnu ‘Abbas Radiyallāhu anhuma ia berkata: Rasūlullāh
Shallallāhu Alayhi Wasallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian
memakan makanan maka jangan dia usap tangannya sampai dia menjilatinya
atau dia menjilatkan tangannya.” (Muttafaqun ‘alaih).
➖➖➖➖➖➖➖➖
➖➖➖➖➖➖➖➖
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Ikhwan dan akhwat, kita masih bersama Kitābul Ādāb dari
Kitābul Jāmi' yang terdapat di akhir dari Bulughul Marām karangan Ibnul
Hajar AsySyāfi'I rahimahullāhu Ta'āla
.
8⃣ Kita sekarang masuk pada halaqah yang ke-8,
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم: «إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ
طَعَامًا, فَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ, حَتَّى يَلْعَقَهَا, أَوْ يُلْعِقَهَا».
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. (١)
Hadits dari Ibnu 'Abbas radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu beliau berkata:
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: Jika salah seorang
dari kalian makan makanan jangan dia usap tangannya sampai dia menjilat
tangannya tersebut. Atau dia menjilatkan tangannya
tersebut. [Muttafaqun Alaihi]
Kata Ibnu Hajar diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
Kata Ibnu Hajar diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
.
Ikhwan dan akhwat, hadits ini menjelaskan tentang salah satu adab daripada adab dalam memakan.
Seorang yang makan hendaknya dia membersihkan makanan. Dan
inilah adab Islam yang sangat indah agar kita dijauhkan dari sikap
tabdzir, dijauhkan dari sikap kufur kepada nikmat.
Bayangkan kalau makanan yang lezat belum habis kemudian
kita cuci piringnya tersebut atau kita cuci tangan kita sehingga
mengalirlah makanan tersebut bersama kotoran-kotoran, ini merupakan
bentuk dari tidak bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Oleh karenanya, Islam mengajarkan kita untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allāh berikan kepada kita.
Dalam hal makanan, kita berusaha menghabiskan makanan
tersebut. Seorang makan sesuai dengan keperluannya. Dan tatkala dia
ambil makanan tersebut, maka dihabiskan, jangan sampai ada yang dibuang
sehingga dia menjilat sisa-sisa makanan yang ada. Baik yang ada di
tangannya ataupun yang ada di piringnya.
Maksud Nabi disini bukanlah tatkala sedang makan
dijilat-jilat tangannya kemudian dia makan lagi apalagi tatkala sedang
makan berjama'ah, tidak. Maksudnya di akhir tatkala selesai makan,
selesai makan dibersihkan.
Karena dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
إِنَّكُمْ لاَ تَدْرُونَ فِى أَيِّهِ الْبَرَكَةُ
Kalian tidak tahu dibagian mana makanan tersebut yang ada keberkahannnya. Tatkala makanan banyak dihadapan kita, Allāh meletakkan
barakah di sebagian makanan tersebut, kita tidak tahu dimana barakah
tersebut, apakah di awal makanan kita, apakah ditengah makanan kita atau
di akhir makanan kita.
Dan kalau pas kita mendapati keberkahan makanan tersebut
maka ini akan berpengaruh dengan ibadah kita, keberkahan membuat kita
sehat, diberkahi oleh Allāh makanan tersebut sehingga, buat kita sehat,
buat kita semangat untuk beribadah. Ini Allāh berikan keberkahan kepada
makanan tersebut.
Maka seseorang berusaha untuk menghabiskan makanannya sehingga dia bisa pasti mendapat keberkahan makanan tersebut.
Karena diajarkan bagi kita untuk menjilat-jilat tangan kita yang masih bersisa-sisa makanan.
Demikian juga kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam: Atau
dia jilatkan kepada oranglain (أَوْ يُلْعِقَهَا), maksudnya yaitu
seperti antara suami dan istri, diantara bentuk rasa cinta suami dan
istri, istri terkadang menjilat tangan suaminya atau suami menjilat
tangan istrinya.
Dan ini diantara perkara yang disunnahkan, tidak jadi
masalah kalau mereka sedang makan, mereka saling suap menyuapi diantara
mereka, atau saling jilat jari jemari mereka atau antara ayah dengan
anak, ini tidak mengapa dan diajarkan dalam Islam.
Oleh karenanya, jangan dengarkan perkataan sebagian orang
yang merendahkan adab Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam masalah
ini. Mereka mengatakan "Apa itu Islam, kok adabnya buruk? Sampai
menjilat-jilat jari. Ini adalah perkara yang menjijikkan. Ini tidak
benar.
Maksud Nabi bukan kita menjilat-jilat jari kita tatkala sedang makan bersama tengah makan.
Maka maksudnya adalah setelah di akhir makan, untuk
menunjukkan rasa syukur kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Tidak ada
sedikit makananpun yang kita buang, tapi semuanya kita makan.
Dan kita ingat, masih banyak orang-orang miskin yang kesulitan mendapatkan makan. Masih banyak orang miskin yang kelaparan.
Apakah kita kemudian makan kemudian ada sisanya lalu kita
buang? Seandainya sisa-sisa tersebut kita habiskan menunjukkan rasa
syukur kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Demikianlah apa yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini.
Wabillāhit taufiq wal hidāyah.
Assalāmu'alaykum warahmatullāh wabarakātuh.
No comments:
Post a Comment