BimbinganIslam.com
Ustadz Firanda Andirja, MA
Kitābul Jāmi' | Bulughul Māram
Hadits ke-1 | Hak Sesama Muslim (bagian 1)
~~~~~~~
Ustadz Firanda Andirja, MA
Kitābul Jāmi' | Bulughul Māram
Hadits ke-1 | Hak Sesama Muslim (bagian 1)
~~~~~~~
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : "حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى
الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ
فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ
اللَّهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذاَ مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذاَ مَاتَ
فَاتْـبَعْهُ." رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari
Abu Hurairah Radiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Sallallahu Alayhi
Wasallam bersabda: “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada
enam: jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika ia
mengundangmu maka penuhilah undangannya, jika ia meminta nasihat
kepadamu maka berilah ia nasihat, jika ia bersin dan mengucapkan
‘Alhamdulillah’ maka do‘akanlah ia dengan ‘Yarhamukallah’, jika ia sakit
maka jenguklah dan jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya.”
(HR. Muslim)
بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Para
ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa
Ta'āla, kita akan memasuki pembahasan Kitaabul Jaami' yaitu sebuah kitab
yang ditulis oleh AlHaafizh Ibnu Hajar رحمه اللّه yang beliau letakkan
di akhir pembahasan dari Kitab Buluughul Maraam Min Adillatil Ahkaam.
Kita
tahu bahwasanya Kitab Buluughul Maraam Min Adillatil Ahkaam adalah
kitab yang mengumpulkan hadits-hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam
tentang fiqih, mulai dari Bab Thaharah, kemudian Bab Shalat dan Bab
Haji, Bab Zakat, Bab Jihad dan seluruhnya.
Namun yang
menakjubkan dari AlHaafizh Ibnu Hajar, di ujung Kitab Buluughul Maraam,
beliau meletakkan Kitaabul Jaami'. Dan Kitaabul Jaami' ini tidak ada
hubungannya dengan masalah fiqih, tapi dia lebih cenderung berhubungan
dengan masalah adab, masalah akhlaq, tentang akhlaq yang baik, tentang
akhlaq yang buruk yang harus dijauhi, tentang dzikir dan do'a.
Wallaahu
a'lam, seakan-akan AlHaafizh Ibnu Hajar ingin mengingatkan kepada kita
bahwasanya jika seorang telah menguasai bab-bab ilmu, telah menguasai
masalah-masalah fiqih maka hendaknya dia beradab dan dia memiliki akhlaq
yang mulia.
Karenanya di akhir kitab tersebut, di akhir
Kitab Buluughul Maraam, maka beliau meletakkan sebuah kitab yang beliau
namakan Kitaabul Jaami'.
Kitaabul Jaami', al jaami' dalam bahasa arab artinya yang mengumpulkan atau yang mencakup.
Dikatakan
Kitaabul Jaami', kenapa? Karena kitab ini mencakup 6 bab yang berkaitan
dengan akhlaq sebagaimana yang tadi kita sebutkan.
Bab Pertama adalah Baabul Adab.
Bab
Kedua adalah Bab Al Birr Wa Shilah, yaitu bab tentang birr wa shilah,
bab tentang bagaimana berbuat baik dan bagaimana bersilaturahmi.
Bab Ketiga Baabul Zuhud wa Wara', tentang zuhud dan sifat wara'.
Bab Keempat Baabut Tarhiib Min Masaawil Akhlaaq, bab tentang yang memperingatkan tentang akhlaq-akhlaq yang buruk.
Bab Kelima Baabut Targhib Min Makaarimul Akhlaaq yaitu bab tentang motivasi untuk memiliki akhlaq yang mulia.
Bab Keenam Baabudz Dzikir Wad Du'aa, yaitu bab tentang dzikir dan do'a.
Maka disebut dengan Kitaabul Jaami' karena di dalam kitab ini mencakup 6 bab.
Kita masuk yang pertama, yaitu Baabul Adab (bab tentang adab).
Yaitu
maksudnya adalah bab ini mencakup hadits-hadits yang menjelaskan
tentang adab-adab Islam di dalam Islam yang seorang muslim hendaknya
berhias dengan akhlaq (perangai-perangai) yang mulia tersebut.
Hadits pertama, yaitu dari Abu Hurairah radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu :
قَالَ رَسُولُ اَللهِ صلى الله عليه وسلم : حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Dari
Abu Hurairah Radiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Sallallahu Alayhi
Wasallam bersabda: “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada
enam: jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika ia
mengundangmu maka penuhilah undangannya, jika ia meminta nasihat
kepadamu maka berilah ia nasihat, jika ia bersin dan mengucapkan
‘Alhamdulillah’ maka do‘akanlah ia dengan ‘Yarhamukallah’, jika ia sakit
maka jenguklah dan jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya.”
(HR. Muslim).
Bahwasanya hak seorang muslim atas muslim yang lain ada 6 :
Jika engkau bertemu dengan dia maka berikanlah salam kepadanya.
Jika dia memanggilmu (mengundangmu) maka kamu harus memenuhi undangannya, maka penuhilah undangannya.
Jika dia minta nashihat kepada engkau maka nashihatilah.
Jika dia bersin kemudian dia mengucapkan "alhamdulillaah" maka jawablah dengan "yarhamukallaah".
Jika dia sakit maka jenguklah dia.
Jika dia meninggal maka ikutilah jenazahnya.
(Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya)
Jika engkau bertemu dengan dia maka berikanlah salam kepadanya.
Jika dia memanggilmu (mengundangmu) maka kamu harus memenuhi undangannya, maka penuhilah undangannya.
Jika dia minta nashihat kepada engkau maka nashihatilah.
Jika dia bersin kemudian dia mengucapkan "alhamdulillaah" maka jawablah dengan "yarhamukallaah".
Jika dia sakit maka jenguklah dia.
Jika dia meninggal maka ikutilah jenazahnya.
(Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya)
Ikhwan
dan akhwat yang sekalian dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, disini
kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, hak muslim seorang atas
muslim ada 6.
Tentunya, bilangan 6 ini bukanlah sesuatu
yang tanpa batasan, artinya 6 ini hanya menunjukkan Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan secara khusus namun bukan
berarti tidak ada hak-hak yang lain.
Dalam istilah ahlul
'ilmi (ulama) yaitu mafhumul 'adad laysa lahul mafhuum. Bahwasanya
bilangan tidak ada mafhum mukhalafahnya. Jadi 6 ini hanya sekedar
menunjukkan perhatian Nabi terhadap 6 perkara bukan berarti tidak ada
hak-hak yang lainnya.
Dan maksud hak disini adalah
perkara yang laa yanbaghi tarkuhu, yang hendaknya tidak ditinggalkan.
Bisa jadi perkara yang wajib, bisa jadi perkara mustahak yang sangat
ditekankan. Di dalam hadits ini mengumpulkan 6 hak.
Hak
yang pertama, jika engkau bertemu seorang muslim maka berilah salam
kepada dia. Tentu di antara amalan yang sangat mulia adalah memberi
salam. Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam :
لاَ
تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى
تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ
تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
"
Kalian
tidak akan masuk surga kecuali kalian beriman dan kalian tidak akan
beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada
kalian tentang suatu perkara jika kalian melakukannya maka kalian akan
saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam di antara kalian".
Oleh
karenanya diantaranya afdhalul 'amal (amalan yang paling mulia) kata
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yaitu memberi makan kepada fakir
miskin, kemudian beri salam kepada orang yang kau kenal dan orang yang
tidak kau kenal.
Bahkan disebutkan diantara tanda-tanda hari kiamat yaitu seseorang hanya memberi salam kepada orang yang dia kenal.
Salam
merupakan amalan yang indah, mendo'akan kepada sesama muslim. Dengan
kita menyebarkan salam maka akan sering timbul cinta diantara kaum
muslimin, ukhuwah islamiyah semakin kuat.
Tentunya salam ada adab-adabnya, akan kita jelaskan pada pertemuan-pertemuan berikutnya.
Namun
satu yang menakjubkan dalam hadits Abdullah bin Sallam, salah seorang
Yahudi yang masuk Islam kemudian jadi sahabat, dia mengatakan :
أول كلام سمعت من النبي صلى الله عليه و سلم يآيها الناس أَفْشُوا
السَّلامَ بَيْنَكُمْ
السَّلامَ بَيْنَكُمْ
Dia mengatakan, "Tatkala Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam di Madinah, pertama kali dia dengar
kalimat Rasulullah, Rasulullah mengatakan "Wahai manusia (wahai
masyarakat), sebarkanlah salam diantara kalian".
Oleh
karenanya menyebar salam bukanlah perkara yang sepele melainkan
diperhatikan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bahkan di awal
dakwah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan menyebarkan salam.
Demikianlah, kita akan lanjutkan dalam pertemuan berikutnya.
Wallaahu a'lam bishshawaab.
______________________________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
______________________________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
No comments:
Post a Comment