Wednesday, June 8, 2011

BerTTM Secara Aman dan Nyaman

 

Hari gini tidak punya TTM (teman tapi mesra)? Kuno sekali! Begitu anggapan segelintir orang. Menurut mereka, di era globalisasi, saat dunia tak bersekat lagi, tak ada salahnya punya TTM. Siapa saja bisa dijadikan TTM. Bisa teman kantor, sahabat lama, tetangga, pokoknya siapun yang sreg, dia bisa jadi TTM.

Mengapa? Untuk si lajang, konon TTM adalah cara untuk meretas jalan menuju pelaminan. BerTTM memungkinkan si lajang mendapatkan jodoh yang pas untuk dirinya. Ketika memutuskan untuk menikah, dia tidak beli kucing dalam karung. Jodohnya sudah teruji bebet, bibit, bobot, babat dan bubutnya karena berTTM. Sedangkan bagi mereka yang sudah punya pasangan, TTM katanya dapat menggantikan peran pasangan dikala ia tak bisa mendampingi. Menemani belanja, melakukan hobi yang tak disukai pasangan, dan lain sebagainya. Segelintir orang itu menyebutkan, banyak sekali manfaat dari ber-TTM. Kalau diuraikan bisa sangat panjang dan bisa jadi satu buku! Hmm...

TTM atau apapun namanya, sebenarnya boleh-boleh saja. Sebagai muslim, harus malah. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hamzah Anas bin Malik r.a, Rasulullah SAW bersabda “Tiada beriman sesaorang diantara kamu, sebelum ia mencintai saudaranya sama seperti ia mencintai dirinya sendiri.“ Bukankan ’mesra’ adalah salah satu cara kita mencintai saudara?

Akan tetapi supaya kita bisa berTTM dengan aman dan nyaman dan tidak menimbulkan perselisihan –mengingat banyak pasangan bubar gara-gara TTM- perlu diingat rambu-rambu dalam berTTM.

1.    No Khalwat (Tidak Berduaan)

Jangan pernah berduaan saja dengan TTM. Hal ini bisa menimbulkan fitnah, terutama dari orang-orang yang tidak menyukai Anda. Biarpun cuma lunch, dinner, semobil, itu sudah cukup untuk menimbulkan fitnah yang lebih kejam dari pembunuhan. Contohnya begini, suatu sore Anda dan seorang TTM sulit mendapatkan taksi untuk menghadiri jamuan makan malam dengan relasi bisnis. Demi efisiensi dan efektifitas waktu, Anda naik taksi bersama TTM, duduk berdua di belakang sopir. Kebetulan di traffict light mobil tetangga juga ada di sana. Dia melihat Anda dan si TTM. Keesokan hari, bukan tak mungkin akan muncul desas-desus seperti ini:
”Gile, gue lihat si A dan si B hot banget dalam taksi.“ Maksud hot di sini karena AC taksi mati. Tapi, si pendengar mengartikannya dengan makna lain)
Maka keesokan hari gosip yang beredar berkembang menjadi:
”Si A sama si B nekat benget! Masak gitu-gituan dalam taksi.“ Ini versi satu, versi duanya, “Tahu, nggak loe, kemarin si C melihat A dan B  malam-malam masuk mobil, trus…” semakin banyak orang yang mengomentari dan menambahi, informasi menjadi semakin bias. Anda tidak mau hal ini terjadi, kan?

2.    No Ikhtilat (Tidak bercampur baur bebas)

Bersama TTM, Anda bebas melakukan apa saja. Mau ngobrol kek, mau nonton, mau jalan bareng, terserah. Tapi tetap ada batasnya. Dalam arti kebebasan tersebut adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Maka dari itu sebaiknya ajaklah banyak TTM, jangan Cuma satu TTM. Bukankah rame-rame itu lebih asyik? Dan utamakanlah TTM yang sejenis untuk memperkecil resiko fitnah.

3.    No CCM (Tidak cek cek mek/raba-raba/grepe-grepe)

Tidak setiap orang mau diperlakukan seperti memilih buah mangga di pasar: dipegang-pegang, dicium, diremas-remas, baru kemudian bawa pulang. Begitu juga saat kita bergaul dengan TTM. Main sentuh dan raba-raba seenaknya malah bisa membuat hubungan Anda dan TTM tidak mesra lagi.

Bagaimana jika si TTMnya mengijikan. Hmm… berarti harga diri si TTM perlu diragukan. Jika setiap orang yang diinginkannya boleh pegang-pegang, bukankah kualitas dirinya sama dengan mangga di pasar tadi. Semakin sering dipegang, semakin sulit laku, dan akhirnya membusuk. Hanya tepat sampah yang mau menampung benda-benda busuk.

4.    No Negative Comitment (Tidak Mengikat Janji)

Komitmen antara kedua pihak adalah kesepakatan untuk melakukan hal-hal yang lebih jauh lagi. Kalau komitmennya berupa akad di depan penghulu, bolehlah. Sesudah akad melakukan apa saja, halal. Namun jika komitmen hanya disaksikan pohon jengkol, batangan lilin, desau angin, siapa yang bisa bertanggung jawab bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sejak awal kita berTTM, dengan landasan setiap muslim itu bersaudara dan kita wajib mencintainya. Kalau sudah ada komitmen yang tidak-tidak dengan TTM lawan jenis, alamat hubungan dengan TTM segera berakhir. Kemesraan yang terjalin,  murka Allahlah yang akan menimpa setelahnya.

Apabila 4 syarat ini dipegang, kita bisa berTTM dengan siapapun dengan aman dan nyaman. Tak akan ada perceraian atau perselingkuhan. Buka dosa yang diraih, namun pahalalah yang akan kita terima. Makin banyak TTM makin asyik, dan menjadi sarana kita untuk semakin banyak menyebarkan kebaikan pada sesama. Semoga!

Diolah dari data dan fakta Tausyiah Ustad Cinta
Cinta_manajemenatyahoo.com

No comments:

Post a Comment