Monday, January 31, 2011

Put an End to the Thinking Sabotaging Your Goals


 
Put an End to the Thinking Sabotaging Your Goals
by Jane Powell
 
“It’s never too late.”
 
No matter what is cycling through your head at this very moment, it’s never too late to set goals, to change your life. (Really, it’s not.) Often the hardest part to getting started is overcoming that overwhelmed feeling – the one that occupies  your mind when you contemplate all that you have to do at once.
 
You think about how long it will take; what sacrifices you have to make. You become bewildered by the endless details and fall back to the comfortable feeling of saying you’ll start next Monday or at the beginning of next month.
 
Today is the day you put that kind of thinking behind you. Today, focus on taking the first step toward your most cherished goal. Take care of the first detail right now, whatever it may be. Start exercising, dieting or looking for a new job. You know what you need to do.
 
It’s not too late to get started.

 
 
 
"Because you're human, it is your nature to journey, to discover that what you've been looking for is all around you. Very often the grassy spot you seek is right under your feet. You just need to awaken to that knowledge that's hidden from your conscious mind. Yes, you're wearing ruby slippers and can go home anytime you like. For now, embrace this grand adventure."

Colette Baron-Reid
 
 
In whatever you do, do it well. When you make the effort, give your best to it.
You cannot cheat life, so don't bother trying. If you compromise your integrity, it will quickly drain away and you'll always regret the loss.
 
When you do what you do, do what is right. Even though you think no one will ever know, you will always know.
 
You will know, and that makes all the difference. For real confidence comes from a job well done, and confidence is worth more than gold.
 
It doesn't have to be perfect, though the closer you can get, the better. What you must always do, in whatever you do, is your best.
 
The quality of what you experience in life depends on the quality of what you give to life. Make it good, make it right, make it honest, and add real, lasting value to your world.
 
Ralph Marston
 
 
" Morning Coffee"
Created, and maintained by:Dizzyrizzy@comcast.net GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2010
" Morning Coffee" all rights reserved.

Saturday, January 29, 2011

Otak Kanan VS Otak Kiri (#Nikah)

 
Sangat menarik untuk di simak, kultwit #nikah nya @ipphoright :). 

Nikah, kalau pakai cara kiri, yah lama & bertele-tele :)
Nikah, kalau pakai cara kanan, nah cepat & langsung tepat sasaran :)

Nikah cara kanan: ketemu, suka, lamar, akad nikah, terus bungkus bawa pulang :D

Nikah cara kiri: ketemu, suka, pacaran, tunangan, tukar cincin, tentukan hari baik, akad, pesta di sini, pesta di sana

Nikah cara kiri? Lamaaaa & boroooos

Pesan u wanita: kalau pria tidak berani menyebutkan KAPAN ia melamar anda, berarti pria itu tdk serius! Suruh ke laut aja :D

Pacaran tahunan, tp si pria nggak berani menyebutkan KAPAN menikah, berarti 'becanda lu'

Si kiri: mapan dulu, baru nikah. Si kanan? Nikah dulu, ntar mapan jadinya :) DIA yg mengayakan org yg menikah

Kalau niat nikah karena DIA, maka DIA akan memudahkan. Kalau niatnya karena yg lain? Yah gitu deh :)

Pacaran bertahun2, berabad2, nggak jaminan bs nikah. Nggak jaminan bs langgeng

So? Gak usah pacaran! Langsung nikah saja! Kanan gitu!

Banyak yg nunda nikah krn merasa tdk punya ini-itu. Otak kirinya kebanyakan makan 'kebab'. Kebablasan!

Belum nikah? Berarti agamanya masih setengah! Saldonya jg masih setengah! :D

Belum nikah? Si kiri biasanya berkilah "tapi-tapi, kalau-kalau, jangan-jangan" .. Saling kenal tdk hrs pacaran

Pantaskan diri di hadapanNya, maka DIA akan kirim org yg pantas untuk kita

Pria yg tdk berani menyebutkan KAPAN menikahi si wanita, berarti si pria ini tdk serius. Coret saja :)

Pria yg tdk tegas soal rencana pernikahan, sebaiknya dihadiahi daster :D Wong wanita saja bisa tegas kok

MENIKAH = Mesra+Nikmat+Berkah .. Yuk kanan, take action!

Si kiri: mapan dulu, baru nikah. Si kanan? Nikah dulu, ntar mapan jadinya :) DIA yg memapankan org yg menikah

So my female ladies (the Single one of course), pilih mana..? yg otak kanan atau otak kiri...?? ;)

Follow me : @ochiemochie

Friday, January 28, 2011

Atas Nama Taaruf (nasehat diri)

 

Saudariku... sahabatku...
ukhty muslimah... 

Sungguhpun taaruf bukanlah sebuah permainan, bukan sekedar coba-coba, bukan sekedar perkiraan...
"hmm..siapa tau cocok..."

"hmm...siapa tau jodoh..."

"siapa tau..."siapa tau...'

atau bahkan...

" Hmm....lumayanlah... buat hepi-hepian...?"


Astaghfirullah...
Sungguh, Taaruf itu bukanlah sebuah keisengan seperti itu....!!!!

Bagaimana mungkin SATU-SATUNYA JALAN YANG DIHALALKAN OLEH ALLAH... OLEH
ISLAM... adalah sebuah permainan iseng, permainan coba-coba, sebuah kesenangan terselubung ?
Bagaimana mungkin suatu upaya untuk menghindari PACARAN, justru tanpa disadari masuk dalam PACARAN tersebut ?

Bagaimana mungkin sebuah upaya untuk membuahkan suatu yang suci, suatu
ikatan yang mahal harganya, sebuah perjanjian agung yakni PERNIKAHAN  adalah sebuah lelucon yang bisa dilakukan dengan siapa saja... siapa  saja yang mau... siapa saja yang ada... atau sebuah iseng-iseng berhadiah ...?
Dengan perkataan...

"coba ah...sama dia...siapa tau...hehehe..???????????"


TAARUF BUKAN HAL-HAL REMEH TEMEH SEPERTI ITU ..!
TAARUF ITU SUNGGUH SUCI.

Sungguh bukan hak saya untuk berkata demikian sebenarnya,
Saya bukan siapa-siapa, bahkan saya adalah orang yang sangat sangat awam dengan masalah ini. Tapi, sungguh miris hati saya ketika melihat realita... taaruf seakan jadi sebuah solusi atau jalan lain karena tidak boleh pacaran. Akibatnya ? taaruf tiada bedanya dengan pacaran ? 
Lalu ? taaruf adalah pacaran hanya dibungkus dengan "selimut Islami" ...?

Jika pacaran yang dibicarakan adalah...(hmm..mungkin ..^^)
:   "sayang...ketemuan yuk..."

Taaruf :
"ukhty...sholat tahajud dulu...??????????"

Jika pacaran mengungkapkan perasaan dengan
: "sayang...aku cinta kamu..."

Taaruf ...?? :
"ukhty...sungguh hati ini mencintaimu karena Allah...????"

Sms-sms penuh perhatian...tiap hari...tiap jam...

Telepon-telepon mengobrol kehidupan sehari-hari...

Chatting..???

YANG DIBICARAKAN ? hmm... tidak jauh beda...!!!


Kiranya semuanya telah tahu
bahwa wanita adalah fitnah terbesar bagi seorang laki-laki...

Namun, saya wanita... dan ukhty pun wanita...

Tapi kita juga tau bahwa perhatian laki-laki, kasih sayangnya, sikap melindunginya, kesetiaannya adalah cobaan yang tidak kalah hebatnya bagi seorang wanita.
Mungkin kami para akhwat pada awalnya akan berkata...
"iih...iseng bgt sih..."

"nyebelin..."

"ganjen..."

"TP TP..."

"ngapain sih ngajak-ngajak taarufan nggak jelas.."


TAPI....kita semua juga tau....
Cinta itu tumbuh karena terbiasa...
terbiasa dekat...

terbiasa ada...

terbiasa bersama...

terbiasa berantem..hhe..^^

terbiasa saling menyapa...

terbiasa diberi perhatian...

terbiasa saling mengobrol...hmm...

Cinta itu teramat bening...

 
saat ini tiada apapun, namun perlahan tanpa kita sadari dia sudah menjalar ke seluruh bagian jiwa kita,menguasai kita. Awalnya mungkin kita akan merasa sebal dengan kehadirannya, terganggu oleh sms-sms isengnya, terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan anehnya....

Namun... tanpa kita sadari...
 
saat ia tiada...
saat sms tak kunjung tiba...

saat telepon tak berdering lama....????

akan ada perasaan kehilangan....

setiap saat melihat ke HP...menunggu deringnya...

setiap saat melongok ke komputer...menunggu onlinenya.....


Dan itukah...? itukah saudariku...? yang dinamakan dengan..."MENCINTAI KARENA ALLAH..?" itukah... ?
itukah... ?

ya akhi... para ikhwan..
sungguh hati wanita ini lemah....
hati wanita itu mudah terjangkiti virus...
 
dan bagaimana jika kita telah jatuh cinta...  
bagaimana ternyata hati kita sudah saling merindu...menginginkan adanya kebersamaan...
merindukan adanya kasih yang tanpa akhir...
sementara... KITA BELUM HALAL ...!
DAN MUNGKIN KITA TIDAK AKAN PERNAH JADI HALAL ...!


sanggupkah engkau pertanggungjawabkan sms-sms mesramu ?

sangggupkah engkau pertanggungjawabkan telepon mesramu ?

sanggupkah engkau pertanggungjawabkan tangis kami karena mulai merindukanmu ?

mulai berharap padamu...???

Tolong, kami hanya ingin menjaga diri . Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.
 
Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.

Ya akhi....ikhwan...calon pemimpin kami di masa depan....
 
Jika engkau benar-benar serius, mengapa engkau hanya bersembunyi dibalik internetmu ?
Bersembunyi dibalik HPmu ?  
Bersembunyi dalam kata-katamu ? 
kita sudah lelah dengan semua itu...  
sungguhpun kita tidak mengharapkan seorang laki-laki BERMENTAL TEMPE... 
yang hanya berani di dunia maya... 
yang hanya berani di dunia sms... 
dan yang lari dari tanggungjawab setelah merasa tidak cocok...

Jika engkau memang sungguh serius... 
DATANGLAH PADA ORANGTUA KAMI. JAWAB PERTANYAAN KAMI DENGAN LANTANG. DIHADAPAN KAMI. JAWAB PERTANYAAN KAMI SECARA LANGSUNG....!

kami wanita ingin pemimpin yang berani....
kami wanita yang ingin menjaga diri...
kami wanita yang tidak ingin diberi harapan palsu...janji gombal....

kami wanita yang ingin laki-laki yang halal.....


DENGARLAH AKHI... KAMI WANITA YANG BERBEDA...
PERNIKAHAN ADALAH KESUCIAN....
DAN JALAN MENUJU PERNIKAHAN TENTUNYA HARUS SESUCI PERNIKAHAN ITU PULA.


Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup.
Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana. Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.

Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga
harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan
menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu.
 
Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu
pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid  itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.  
Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya.

Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa.


Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….


ATAS NAMA TAARUF... ?
  MUNGKIN SALAH SEORANG LAKI-LAKI AKAN BERTANYA..."

mengapa wanita begitu selektif memilih orang yang akan taaruf.."


maka...


wanita akan menjawab..


suami kami nanti kelak akan menjadi pemimpin kami...

akan kami layani kebutuhannya....

akan kami tunggu kehadirannya...

akan kami berikan jiwa kami...raga kami....

bagaimana mungkin kami lalai dalam memilih calon suami...meski hanya dalam rangka taaruf...??

suami kami nanti akan menjadi pembimbing agama kami...penjaga kami...pelindung kami...

bagaimana mungkin kami akan gegabah dalam menentukan pilihan...meski hanya sebatas tukaran biodata..??

mentaati suami kami adalah salah satu jalan kami ke surga...

ketaatan pada suami adalah lambang kesholihan kami....

bagaimana mungkin kami akan cepat memutuskan siapa pilihan kami meski hanya sebatas kata..."baik saya setuju...taarufan..."


ya akhi....saudaraku...para ikhwan....

JANGAN TAWARKAN KEISENGAN ATAS NAMA TAARUF PADA KAMI...

KETAHUILAH...KAMI ADALAH WANITA YANG BERBEDA...


***
Resource : from a mailing list

Kontrak Cinta

 

 
Banyak orang yang menganggap nafkah hanyalah materi. Ada juga yang beranggapan nafkah itu terbagi dua, yaitu nafkah lahir (materi) dan nafkah batin (Seks-biasanya) . Padahal nafkah itu jauh mencakup banyak hal.

Sebuah cerita sederhana tentang sepasang suami istri dan seorang anaknya yang masih kecil, dimana sang suami bekerja di sebuah perusahaan dan mempunyai penghasilan yang tidak mencukupi. Tapi kerukunan dan kebahagiaan melingkupi keluarga itu.  Setiap hari di waktu kerja, ketika jam menunjukkan waktu pulang, tanpa banyak cakap sang suami segera bergegas pulang. “Selama tidak ada pekerjaan yang urgent buat besok pagi atau tidak bisa dikerjakan di rumah” begitu piker sang suami.
Karena hal ini terjadi setiap hari, maka teman-teman kantornya sampai hafal kebiasaan sang suami ini.

Sering kali mereka mencandai hal ini. Tapi hal itu hanya ditanggapi dengan senyum. Sampai suatu kali akhirnya sang suami menjelaskan kenapa ia melakukan kebiasaan itu kepada temannya. “Saya hanya menjalankan nasihat ustad saya. Kata beliau kita mempunyai kewajiban untuk memenuhi hak-hak yang telah kita ikat dengan perjanjian.
Contohnya perusahaan tempat kita bekerja, mempunyai hak atas kita selama 8 jam dari jam masuk sampai jam pulang. Maka kita harus memenuhi hak-hak itu. Lalu istri dan keluarga mempunyai hak atas kita juga, karena kita telah mengikat perjanjian dalam sebuah “kontrak cinta.”

Waktu yang diberikan kepada keluarga harus waktu tebaik seperti waktu yang kita berikan kepada perusahaan, bukan waktu sisa. Maka ketika waktu pulang datang, habislah hak perusahaan atas saya dan dimulailah hak keluarga atas saya.”

“Ah, jika materi tidak cukup saya berikan kepada keluarga, maka waktu tidak boleh kurang saya berikan kepada mereka”, begitu batin sang suami.

Sebuah pelajaran besar dari orang-orang kecil dan sederhana. Pernah suatu saat sang suami ditawarin pekerjaan sampingan yang dilakukan pada malam hari dan hari sabtu yang akan menyebabkan waktu untuk keluarganya berkurang. Maka ia putuskan mengajak istrinya untuk berunding. “Bunda, aku ditawarkan pekerjaan yang dapat menambah penghasilanku untuk keluarga namun di lakukan di malam hari dan di hari Sabtu, tapi tentu kamu tahu konsekuensinya maka aku tawarkan kepadamu, apakah kamu ingin aku memberimu materi atau memberimu waktu?”. Dengan tatapan lembut sang istri berkata “Cukuplah waktu dan perhatianmu yang aku butuhkan dari dirimu”. Maka dengan senyuman mantap, sang suami menolak tawaran pekerjaan itu.

Sesungguhnya keadaan keluarga ini sangat kekurangan namun rasa Qana’ah atas yang mereka miliki, menumbuhkan rasa syukur terhadap Allah Subhana wa Ta’ala dan Allah Subhana wa Ta’ala membalasnya dengan memberi mereka kebahagiaan lahir dan bathin. Apalagi yang dicari di dunia ini  selain kebahagiaan lahir dan bathin?

Di balik kesabaran sang istri, tumbuh pula rasa syukur karena sang suami masih punya waktu ketika ia membutuhkannya dan sang suami membantunya tanpa ia meminta. Dan di balik rasa syukur sang suami karena memiliki istri yang sangat pengertian maka ia memiliki rasa sabar dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan selalu berdoa kepada Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Pengasih.

Sang suami teringat janji sebelum mereka menikah “Aku tidak bisa berjanji untuk bisa mencukupi kebutuhanmu dan aku tidak bias berjanji memberi yang kamu inginkan, namun aku berjanji aku tidak akan pernah berhenti berusaha untuk itu.”
Maka itulah yang membuat sang istri bertahan diterpa badai yang berusaha merobohkan mereka. “Toh nafkah tak hanya materi..” begitu batin sang istri.

Kita mengetahui, berapa banyak manusia yang begitu gencarnya mencari nafkah materi untuk keluarganya, mereka memiliki rumah yang mewah, mobil yang juga mewah serta banyak hal mewah lainnya, namun, tidak juga mereka merasakan bahagia lahir dan bathin.
Salah seorang sahabat pernah mengirimkan sms kepada saya :

“Dalam hidup banyak pilihan, ada yang mengeluh dan merasa jenuh, ingin jatuh dan berkata ‘LELAH’, ada juga yang lelah tubuh dan pikiranpun penat, tapi tetap semangat, Ada yang ingin INI, ingin ITU dengan berkata ’seandainya…’ dan Ada juga yang QONAAH dengan berkata ‘Cukup Allah saja bagiku..’ Lalu…apa pilihan Anda?”

=========================
Disalin dari majalah Shaff edisi April 2009, judul Asli : Nafkah Bukan Hanya Materi, diedit dan ditambahkan seperlunya oleh : Salman Al Muhandis

*****
Resource : from a mailing list 

Pelukan Sebagai Obat

 
 
"JIKA rumah tangga Anda di ambang kehancuran, peluklah pasangan Anda 20 kali sehari. Saya yakin Anda berdua tak akan bercerai," kata terapis keluarga asal Amerika Serikat, Virginia Satir.

Virginia mengatakan, setiap manusia membutuhkan empat pelukan sehari untuk bertahan hidup, delapan pelukan untuk kesehatan, dan 12 pelukan untuk awet muda dan kebahagiaan.

Saat berpelukan, tubuh melepaskan hormon oxytocin yang berhubungan dengan perasaan damai dan cinta. Hormon ini membuat jantung dan pikiran sehat. Terapi pelukan hampir sama dengan terapi jalan kaki. Pelukan dapat meningkatkan keseimbangan tubuh, kesehatan, dan mengurangi tingkat stres, khususnya para profesional muda yang bekerja di kota metropolitan. Pelukan ini tak sama fungsinya dengan berjabat tangan dan mencium pipi. Terapi yang dimaksud yakni saling menyentuh. Meski demikian, pelukan tak hanya dapat dilakukan kepada suami ataupun kekasih Anda. Terapi ini dapat dilakukan pada keluarga, saudara, anak, ataupun orang tua. Yang pasti, pelukan ini tak berkonotasi negatif apalagi mengikutsertakan gairah. Pendapat senada dilontarkan Dr Harold Voth, senior psikiater di Kansas. Voth pernah meriset beberapa ratus orang. Ia menemukan orang yang saling berpelukan mampu mengusir stres. Kekebalan tubuhnya meningkat, awet muda, tidur lebih nyenyak, dan stamina lebih sehat.

Ini berlaku juga pada anak-anak. Jika anak Anda rewel, peluklah ia. Sang bayi akan merasa aman sehingga berpengaruh pada kekebalan tubuhnya.

Pelukan juga dapat mengurangi sakit fisik maupun psikis. Pelukan dari orang yang dicintai dapat mengubah emosi negatif menjadi positif.

Jadi, siapkan pelukan terbaik Anda untuk orang-orang yang Anda cintai.

~~~~~~

Resource : from a mailing list 

How to Make the BEST Decisions

 
How to Make the BEST Decisions
by Jane Powell
 
“The best decisions are made with self-awareness.”
 
Decisions. You face them every day. It’s the big ones that are tough. First and foremost, when facing a big decision, you have to know what is important to you. It may sound selfish, but it’s not. It is essential to making the best possible choices.
 
Avoid making decisions because someone else is pressuring you. You may start out with the best intentions but you won’t be motivated to carry it out, and may often live with regret.
 
Next time you’re faced with a big decision, take the time to examine your own thoughts and beliefs. Your feelings, ideas and experiences are what you must think about before making a big commitment.
 
Self-awareness is the key to how the best decisions are made.
 
 

Change
Things change. People change. Rules change. The world changes. Desires change. Conditions change. Opinions change. Change is everywhere, all the time. What was certain yesterday, is different today, and will be something else tomorrow. Think of the people you've known for a while. Do you really know them the way they are now, or do you still assume they're basically the same people they were years ago? Consider how many things in your life have changed in the last six months -- what you've learned, how you've grown. Remember, everyone else changes too. That prospect who had no interest last month has changed since then.
 
Consider the implications this fast changing world. What assumptions are you making, that might no longer be valid? Embrace change and it will work for you. Resist change and the world will pass you by.
 
 

Think highly enough of yourself to make wise and effective use of this day. Remember that every moment you fill is your own, precious, irreplaceable time.
Think highly enough of yourself to diligently follow the goals you have set. Now is your opportunity to make real progress.
 
Respect and honor the values you hold by expressing those values with the way you live. Be true in each action to your highest vision.
 
The way you live right now is the way you truly are. The fulfillment you experience is the fulfillment you create today.
 
Your thoughts, your words, your actions and feelings are always creating the substance of your life. Now is when you can create for yourself the best you can imagine.
 
Think highly enough of yourself and your possibilities to live with positive purpose and passion. This is your life and this is your time to make it great.
 Ralph Marston
 
 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:Dizzyrizzy@comcast.net GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2010
" Morning Coffee" all rights reserved.

Wednesday, January 26, 2011

Accept Compliments Gracefully

 
Accept Compliments Gracefully
by Jane Powell
 
“Accept praise.”
 
Sometimes the hardest thing to hear and to accept is a compliment. We tend to be guarded, possibly because we have been hurt by words in the past. We fight the urge to believe the praise; it simply can’t be true.
 
The truth is compliments should be embraced and welcomed. They’re an intangible gift, a confirmation of a job well done. Others may see great changes happening to you and they want to let you know. Respond with a smile and a simple “thank you.”
 
You deserve to be flattered, so accept it, and enjoy it!
 
 
When you build a house,
every brick counts.
 When you build a character,
 every thought counts.
You are what you think.
 Love, purity, peace, wisdom - the more you think
 of these qualities, the more you will become them.  
 
 

If you're not overwhelmed with enthusiasm for the goal, make it bigger. Make it so big and so compelling that you cannot avoid thinking about it and working on it day after day.
If you find yourself complaining that it's too difficult, the real problem could be that it's not meaningful enough. You can change that.
 
Everything you do requires effort and some level of commitment. So make that effort and commitment count for something that's truly important to you.
 
Set your sights on an objective that will positively pull you toward it. Choose something that will keep you excited and enthusiastic and focused on achievement.
 
Give your life and your efforts a clear, solid, meaningful direction. Give yourself a compelling reason to persist through every challenge.
 
Envision a goal so valuable and desirable that you cannot help but work toward it every day. And be truly amazed at what you can achieve.
 
Ralph Marston
 
 
" Morning Coffee"
Created, and maintained by:Dizzyrizzy@comcast.net GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2010
" Morning Coffee" all rights reserved.

 

Tuesday, January 25, 2011

Why Things Happen

 

Why Things Happen
by Jane Powell
“Finding answers isn’t everything.”
We don’t always know why things happen. Disappointments and difficulties may never be explained. For example, you may never fully understand why management passed you up for a promotion or why a partner left you for someone else. No doubt there will be times in your life when you are left scratching your head trying to figure out, “Why?”
Letting go when there is no understanding that “Why?” is very hard.  Our culture places such emphasis on finding answers. But, finding answers isn’t everything. Your life should not stop when you don’t understand events. Instead, you must learn to let go.
So, get on with your life. Regain your energy and passion. Let go of the frustration of asking “Why?” and you clear the deck for a brighter future!
 

Is there anything you know you must do, which you're reluctant to undertake? Or is there something which you're positively dreading? Perhaps it is a project you've been putting off, or a phone call you must make, or a meeting you need to attend. Think of what you need to do and tell yourself, "this will be fun!" It sounds crazy, but it can really make a difference. As soon as you say "this will be fun" your mind starts looking for ways to justify that statement. Actually, you simply don't know in advance how it will be, because you cannot experience the future. 
So your impressions of the dreaded action, whatever it is,
are formed mainly by the way you talk to yourself about it.
If you tell yourself "this will be horrible" it probably will be horrible, simply because you've convinced yourself beforehand. Do you really want to have a horrible experience? Of course not. So tell yourself that "this will be fun" and it just might be. It won't hurt. It could help. It will get you up and moving in the right direction. "This will be fun!"

 

Be a friend, and you will have a friend. Give, and you receive.
Teach, and you will learn. Offer encouragement, and you'll be lifted up.
Listen intently, seeking to truly understand, and you will be understood.
Be respectful and you'll be respected.
Life is a mirror that reflects back to you what you think, what you expect, what you feel, and what you do. The way to improve the reflection is to improve what's being reflected.
Be the love, be the compassion, be the strength, be the responsibility that you wish to see in others. Be the best example you can imagine and you'll be pleased with how your example is followed.
The way you most sincerely live is magnified by all that is around you. Live true to your highest purpose, and that purpose expands to fill your world.
Ralph Marston
 

" Morning Coffee"
Created, and maintained by:Dizzyrizzy@comcast.net GrandmaGail2BC@aol.com
Copyright © 1996 -2010
" Morning Coffee" all rights reserved.

3 Pertanyaan Sebelum Menikah

 

Perkawinan merupakan komitmen di antara dua orang yang tidak boleh disalahgunakan. Pastikan Anda menikah untuk alasan yang tepat, bukan untuk alasan yang salah.

Manusia dilahirkan dengan keinginan untuk dicintai danmencintai. Tetapi, cinta tidak bisa dijadikan satu-satunya alasan untuk menikah. Kedengarannya memang romantis, ya, jika ada pasangan yang memutuskan untuk menikah karena tergila-gila satu sama lain. Tetapi, keberhasilan suatu perkawinan didasarkan pada persahabatan yang kuat yang dibangun oleh masing-masing pasangan. Fondasi yang kuat untuk sebuah perkawinan termasuk kecocokan, kepercayaan, dan komunikasi.

TIGA PERTANYAAN SEBELUM MENIKAH
Rasanya tak ada salahnya Anda mengajukan tiga pertanyaan berikut pada diri sendiri sebelum memutuskan naik pelaminan.

Pertama: Apakah Anda berdua saling cocok?
Di dalam sebuah perkawinan, definisi kecocokan agak sedikit berbeda dan artinya lebih dari hanya memiliki kesamaan hobi, gemar makanan yang sama, film dan musik yang sama, dan seterusnya. Cocok di dalam sebuah perkawinan adalah memiliki kemampuan beradaptasi untuk berubah.

Kedua: Apakah Anda berdua saling percaya?
Perkawinan tanpa rasa saling percaya bisa ditebak merupakan perkawinan yang akan berakhir dengan perceraian. Memiliki kepercayaan dari pasangan merupakan suatu keharusan di dalam suatu hubungan. Bila ada keragu-raguan satu dan lainnya, berarti tidak ada rasa percaya.

Ketiga: Adakah komunikasi?
Tidak adanya komunikasi dapat menghancurkan suatu hubungan. Orang yang menikah perlu berkomunikasi setiap saat. Berbicara hanya pada saat genting atau tidak berbicara sama sekali hanya menyakiti hubungan tadi. Tidak adanya komunikasi juga membawa pernikahan pada perceraian.

Nah, bila Anda dan pasangan dapat menjawab ketiga pertanyaan di atas secara jujur dan saling memberikan jawaban yang memuaskan satu sama lain,mungkin perkawinan merupakan ide yang baik bagi Anda berdua. Memiliki kecocokan, saling percaya, dan komunikasi di dalam suatu hubungan akan membangun fondasi yang kuat dari hubungan yang diperlukan untuk sebuah perkawinan. Perkawinan di antara dua manusia harus berlangsung hanyabila memiliki ketiga faktor di atas.

PIKIR KEMBALI JIKA...
Rasanya bukan merupakan ide yang baik bila Anda menikah untuk alasan yang salah. Alasan untuk tidak menikah termasuk menikah karena cinta pada pandangan pertama, ketertarikan secara seksual, mengatasi rasa kesepian, sebagai sikap berontak, karena keharusan, tekanan, kehamilan,dan untuk alasan keuangan.

Cinta pada pandangan pertama
Menikah didasari pada cinta saja merupakan alasan utama untuk tidak menikah.Cinta pada pandangan pertama merupakan perasaan sementara. Hanya cinta saja, bukan merupakan fondasi yang cukup untuk menopang suatu perkawinan. Menikah karena alasan cinta pada pandangan pertama merupakan ide yang buruk, dan menikah karena ketertarikan secara seksual tidak akan bertahan.

Mengatasi rasa kesepian
Menikah hanya untuk menghindari perasaan kesepian jelas bukan termasuk alasan yang tepat, baik bagi Anda maupun pasangan. Manusia takut kesepian dankarena itu mereka cenderung melakukan pernikahan untuk menghindarinya. Alasan ini tidak memiliki fondasi yang kuat untuk suatu persahabatandan perkawinan dan biasanya berakhir dengan ketidakbahagiaan yang mengarah pada perceraian.

Sikap berontak
Menikah sebagai ungkapan rasa berontak juga bukan merupakan ide yang baik. Hal ini memperlihatkan sikap mementingkan diri sendiri. Menikah sebagai bentuk pemberontakan hanya akan menyakiti orang yang Anda cintai dan diri sendiri. Pemberontakan di dalam suatu perkawinan dapat memiliki dampak yang negatif pada orang-orang yang terlibat. Menikah dengan seseorang sebagai pelarian tidak adil bagi pasangannya. Orang yangjatuh cinta sebagai pelarian, cenderung menikahi orang yang salah. Menikah karena alasan sebagai pelarian dapat menyakiti pasangannya yang pada dasarnya memang betul-betul mencintainya.

Keterpaksaan
Anda tidak boleh merasa terpaksa ataupun memaksa seseorang untuk menikah.Perkawinan semacam ini biasanya berakhir dengan perceraian. Tidak sedikit orang yang menikah karena merasa terpaksa atau merasa bersalah untuk menolaknya. Menikahi seseorang untuk menyenangkan pasangannya bukan merupakan ide yang baik. Mengikuti kehendak orangtua, keluarga, ataupun teman-teman, hanya akan membuat Anda tidak bahagia.

Status
Menikah untuk menghindari status orang tua tunggal atau perawan tua bukan merupakan ide yang baik. Banyak orang percaya kehamilan dapat mengikat seseorang untuk menikahinya, namun ia tidak menyadari bahwa hal ini merupakan cara yang salah. Memang betul seorang anak memerlukan sosok dua orang tua yang utuh, tetapi bila perceraian dapat dihindari, demikian juga halnya dengan pernikahan yang terpaksa. Perceraian dapat memberikan dampak negatif pada anak-anak.

Alasan ekonomi
Banyak pria maupun wanita yang menikah karena alasan keuangan, yaitu menikah dengan seseorang agar dapat mengatasi masalah keuangan yang merekahadapi. Hal ini merupakan alasan yang paling egois untuk menikahi seseorang.

Sumber : Unknown